Review Film ‘Pengabdi Setan 2: Communion’
Jakarta - Pecinta film horor Indonesia kembali disuguhkan dengan tayangan menarik karya sutradara Joko Anwar melalui film ‘Pengabdi Setan 2: Communion’ yang mulai tayang serempak pada hari ini, 4 Agustus 2022.
Film ini merupakan sekuel dari film pendahulunya yaitu ‘Pengabdi Setan’ yang rilis pada 2017 silam. Pengabdi Setan pertama mendapat sambutan hangat dengan berhasil mencatatkan jumlah penonton mencapai lebih dari 4 juta orang.
Baca Juga: Review Film Korea 'Alienoid' (2022)
Nah pada film lanjutannya ini, Joko Anwar mematok target yang lebih tinggi dari film sebelumnya. Target ini bukan sekadar angka penonton, melainkan kualitas film secara keseluruhan. Bahkan, ‘Pengabdi Setan 2’ diplot sebagai tolok ukur atau benchmark film horor Indonesia.
‘Pengabdi Setan 2: Communion’ merupakan kisah lanjutan dari film pendahulunya. Maka, bagi kalian yang pernah menonton akan langsung ‘klik’ dengan jalan ceritanya. Sedangkan bagi Urbanreaders yang belum menonton, disarankan untuk menyaksikan dulu yang pertama agar bisa mengikuti jalan ceritanya.
Film ini membawa kisah keluarga Rini bersama ayahnya dan dua adiknya, Toni dan Bondi, setelah ditinggal oleh ibu mereka. Keluarga itu tinggal di sebuah rumah susun tua dengan banyak keluarga sebagai penghuninya.
Baca Juga: Review Film Korea 'Decision to Leave'
Berikut review film ‘Pengabdi Setan 2: Communion’ dari Urbanasia:
(Spoiler Alert)
‘Pengabdi Setan 2’ diawali dengan kisah yang berlatar pada tahun 1955. Namun, kisah yang berlatar tahun 1955 ini rupanya sebagai pintu masuk dari kisah inti yang berlatar waktu tahun 1984.
Terkait latar waktu itu, Joko Anwar dan timnya sangat sukses dalam membawa suasana yang sesuai dengan latarnya. Bahkan, penonton akan disuguhi dengan dialog yang menggunakan kata ‘aku’ dan ‘kau’ sebagai kata ganti yang sangat menggambarkan era itu.
Cara berpakaian, kendaraan, serta peralatan yang digunakan dalam setiap adegan juga tampak kuno. Sama sekali tidak ada perkakas yang mewakili peralatan modern dalam film berdurasi 119 menit ini.
Film horor memang identik dengan keterkejutan atau jumpscare. Namun di ‘Pengabdi Setan 2’, penonton tidak hanya disuguhi dengan jumpscare saja. Pencahayaan, sound pengiring, dan suasana yang diciptakan dalam film bisa memberikan efek takut dan kengerian yang lebih nyata dari sekadar jump scare.
Soal sinematografi, film ‘Pengabdi Setan 2’ bisa dibilang juaranya. Ya, dengan digarap oleh sinematografer Ical Tanjung, film ini menghadirkan gambar yang jernih dengan pencahayaan dan tone warna yang pas sehingga membuat penonton nyaman.
Sementara dari segi akting, Tara Basro yang memerankan karakter Rini tidak perlu diragukan lagi. Pun dengan pemain lain baik yang sudah ada sejak film pertama, maupun pemain yang baru bergabung dalam film kedua ini.
Di antara artis yang baru bergabung pada film kedua adalah Ratu Felicia dan Jourdy Pranata. Baik Ratu Felicia yang memerankan karakter Tari maupun Jourdy yang memerankan karakter Dino sukses membuat penonton ‘peduli’ dengan karakter sebagaimana yang diinginkan Joko Anwar.
Secara keseluruhan, ‘Pengabdi Setan 2: Communion’ bukan sekadar film horor belaka. Secara kualitas, film ini layak mendapat predikat sebagai ‘benchmark’ film horor Indonesia seperti yang dibilang Joko Anwar.
Penonton tidak hanya diajak untuk menjerit ketakutan, tapi juga sesekali diajak untuk tertawa oleh tingkah para karakternya. Nah, bagi kalian yang penasaran, langsung tonton filmnya di biokop kesayangan, ya!