URnews

Ferdinand Marcos Jr, Anak Mantan Diktator Pemenang Pilpres Filipina

Rizqi Rajendra, Selasa, 10 Mei 2022 18.03 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ferdinand Marcos Jr, Anak Mantan Diktator Pemenang Pilpres Filipina
Image: Ferdinand Marcos Jr (Bongbong Marcos/Facebook)

Jakarta - Ferdinand Marcos Jr meraih kemenangan yang mengejutkan dalam pemilihan presiden (pilpres) di Filipina pada Senin, (9/5/2022). Hal itu menjadi kemenangan pertama sejak revolusi 1986 pada era kediktatoran dua dekade mendiang ayahnya.

Perlu diketahui, Ferdinand Marcos Jr atau yang akrab disapa 'Bongbong' adalah anak dari mantan diktator dan Presiden Filipina, Ferdinand Marcos yang kekuasaannya digulingkan oleh pemberontakan rakyat Filipina hingga diasingkan ke Amerika Serikat 36 tahun yang lalu.

Namun kini, klan Marcos membangun kembali kekuasaan politik mereka. Hasil penghitungan awal, Marcos memperoleh 29,9 juta suara, jumlah itu dua kali lipat di atas rivalnya, Leni Robredo. Hasil resmi pemilu itu akan keluar sekitar akhir bulan ini.

"Saya harap Anda tidak akan bosan mempercayai kami," ujar Marcos kepada para pendukungnya dikutip Channel News Asia, Selasa, (10/5/2022).

"Kami memiliki banyak hal yang harus dilakukan, usaha sebesar ini tidak melibatkan satu orang," lanjutnya.

Keluarga Marcos kembali dari pengasingan pada tahun 1990-an dan tetap memiliki kekuatan yang besar dalam dunia politik Filipina. Mereka tetap mempertahankan pengaruhnya dengan kekayaan besar dan koneksi yang luas.

Adapun Ferdinand Marcos Jr pernah menjabat sebagai wakil gubernur dan dua kali sebagai gubernur provinsi Ilocos Norte, ia juga pernah bertugas di Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat.

Diketahui, Marcos Jr kini banyak dipilih oleh rakyat Filipina karena ingatan rakyat tentang rezim diktator ayahnya telah memudar seiring berjalannya waktu.

Terlebih, Marcos Jr diuntungkan dengan banyaknya postingan misinformasi di media sosial yang menargetkan kalangan pemilih muda yang belum lahir ketika maraknya korupsi, pembunuhan, dan pelanggaran lainnya pada era 20 tahun pemerintahan ayahnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait