URnews

Heboh Kabar Pengakuan Karyawan KPI Pusat Dilecehkan Teman Kantor

Shelly Lisdya, Rabu, 1 September 2021 20.25 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Heboh Kabar Pengakuan Karyawan KPI Pusat Dilecehkan Teman Kantor
Image: Ilustrasi pelecehan seksual. (Urbanasia)

Jakarta - Beredar pesan berantai di WhatsApp perihal dugaan pelecehan seksual yang terjadi di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat.

Surat berantai tersebut berjudul "Tolong Pak Jokowi, Saya Tak Kuat Dirundung dan Dilecehkan di KPI, Saya Trauma Buah Zakar Dicoret Spidol oleh Mereka."

Dalam pesan tersebut, korban yang mengaku bernama MS bahkan mengaku sudah mengalami kejadian selama bertahun-tahun. Dia menyebut, pelecehan seksual itu dilakukan oleh sejumlah karyawan senior mulai 2011.

MS juga sudah pernah mengadukan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada 2017 dan Presiden Joko Widodo.

"Yang Terhormat Presiden Joko Widodo, saya seorang pria, berinisial MS, hanya ingin mencari nafkah di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI Pusat). Sepanjang 2012-2014, selama 2 tahun saya dibully dan dipaksa untuk membelikan makan bagi rekan kerja senior. Mereka bersama sama mengintimidasi yang membuat saya tak berdaya. Padahal kedudukan kami setara dan bukan tugas saya untuk melayani rekan kerja. Tapi mereka secara bersama sama merendahkan dan menindas saya layaknya budak pesuruh," bunyi pesan tersebut yang dikutip Urbanasia, Rabu (1/9/2021).

"Sejak awal saya kerja di KPI Pusat pada 2011, sudah tak terhitung berapa kali mereka melecehkan, memukul, memaki, dan merundung tanpa bisa saya lawan. Saya sendiri dan mereka banyak. Perendahan martabat saya dilakukan terus menerus dan berulang ulang sehingga saya tertekan dan hancur pelan pelan," lanjutnya.

Akibat perundungan dan pelecehan seksual tersebut, MS mengaku mengalami stres dan trauma berat. Namun dia memilih tetap bertahan di KPI karena harus mencari nafkah. MS juga pernah melaporkan kasus tersebut ke Polsek Gambir namun tidak menemukan titik terang.

Lantas MS pun mengadukan para pelaku ke atasan sambil menangis. Pengaduan ini berbuah dengan dipindahkannya dia ke ruangan lain yang dianggap ditempati oleh orang orang yang lembut dan tak kasar.

Kendati mengaku mendapat perundungan dan pelecehan, MS mengaku masih bertshan kerja di KPI Pusat. Selain karena faktor kebutuhan, ia juga memahami kondisi pandemi COVID-19 akan membuat dirinya sulit mencari pekerjaan.

"Dan lagi pula, kenapa saya yang harus keluar dari KPI Pusat? Bukankah saya korban? Bukankah harusnya para pelaku yang disanksi atau dipecat sebagai tanggung jawab atas perilakunya? Saya benar, kenapa saya tak boleh mengatakan ini ke publik," tegasnya.

"Perundungan dan pelecehan seksual yang saya alami sungguh membuat tidak kuat bekerja di KPI Pusat. Tapi saya tidak ingin menambah jumlah pengangguran di negara ini," tutupnya.

Hingga berita ini ditulis, Urbanasia telah menghubungi KPI untuk mengkonfirmasi dan meminta pernyataan resmi terkait kabar tersebut namun masih belum ada jawaban.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait