URnews

Inggris Akan Cabut Aturan Isolasi Mandiri bagi Warga Positif COVID-19

Rizqi Rajendra, Selasa, 22 Februari 2022 15.08 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Inggris Akan Cabut Aturan Isolasi Mandiri bagi Warga Positif COVID-19
Image: Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson. (Instagram @borisjohnsonuk)

Jakarta - Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson akan mencabut aturan pembatasan terkait pandemi, termasuk aturan isolasi mandiri (isoman) bagi warga positif COVID-19 dan tes massal gratis.

Johnson mengatakan, aturan isoman bagi orang terinfeksi COVID-19 akan dihapus pada Kamis, (24/2/2022), sementara untuk kebijakan tes COVID-19 gratis akan dicabut 1 April mendatang.

"Di Inggris, kami akan menghapus semua aturan pembatasan domestik. Tidak ada lagi aturan untuk isolasi diri jika kalian dinyatakan positif," ujar Johnson mengutip Reuters, Selasa (22/2/2022).

Menurutnya, aturan pembatasan terkait COVID-19 sangat berdampak pada penurunan ekonomi di Inggris dan juga kesehatan mental bagi warga.

"Pembatasan menimbulkan korban besar pada ekonomi kita, masyarakat kita, kesejahteraan mental kita dan pada peluang hidup anak-anak kita, dan kita tidak perlu membayar biaya itu lagi," kata Johnson.

"Jadi mari kita belajar untuk hidup dengan virus ini dan terus melindungi diri kita sendiri dan orang lain tanpa membatasi kebebasan kita," imbuhnya.

Rencana 'hidup dengan COVID-19' dari Boris Johnson rupanya menuai kritik dari para ilmuwan yang menilai kebijakan tersebut terlalu dini, sehingga Inggris akan rentan terhadap varian baru virus COVID-19.

Meski demikian, pemerintah Inggris menyatakan telah menyediakan fasilitas pengujian yang lebih banyak daripada negara lain, dan kini harus mengurangi biaya.

Johnson akan mengandalkan penggunaan vaksin booster dan pemerintah juga menawarkan vaksin tersebut untuk kelompok rentan, serta mengandalkan intervensi obat-obatan lain seperti antivirus.

Pemerintah Inggris juga telah bekerja sama dengan pengusaha untuk menyediakan tes COVID-19 berbayar bagi kelompok yang berisiko dan pekerja sosial.

Adapun Inggris telah melaporkan lebih dari 160.000 kematian akibat COVID-19, sehingga jumlah tersebut merupakan angka kematian tertinggi ketujuh di dunia.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait