URnews

Inggris Dilanda Krisis, Anak Sekolah Kelaparan hingga Makan Karet

Nivita Saldyni, Rabu, 28 September 2022 12.34 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Inggris Dilanda Krisis, Anak Sekolah Kelaparan hingga Makan Karet
Image: Ilustrasi. (Pixabay)

Jakarta - Sulitnya perekonomian juga dirasakan negara sebesar Inggris. Bahkan, negara yang beribu kota di London ini disebut-sebut sedang dilanda krisis hingga membuat anak-anak sekolah di sana harus merasakan kelaparan. 

Laporan terbaru The Guardian menyebutkan, krisis ini membuat banyak anak sekolah yang mengalami kelaparan, bahkan ada yang sampai makan karet atau bersembunyi di taman sekolah karena tak mampu membeli makan siang.

Informasi itu berasal dari laporan para kepala sekolah di seluruh Inggris yang didapat dari Chefs in Schools, sebuah badan amal yang menyediakan makanan sehat dan melatih koki untuk dapur sekolah.

“Kami mendengar tentang anak-anak yang sangat lapar sehingga mereka makan karet di sekolah,” kata Kepala Eksekutif Chefs in Schools, Naomi Duncan yang dikutip Urbanasia pada Rabu (28/9/2022).

Bukan hanya itu, Duncan mengaku dapat informasi dari salah satu sekolah di Lewisham, tenggara London. Di sana ada seorang anak yang berpura-pura makan dari kotak makan kosong karena tak memenuhi syarat untuk dapat makan siang gratis di sekolah. Anak itu juga tak ingin teman-temannya sampai tahu tak ada makanan di rumahnya.

Duncan menambahkan, sudah banyak sekolah yang bekerjasama dengan pihaknya untuk mengeluarkan anggaran besar untuk memberi makan ke anak-anak yang membutuhkan namun tak memenuhi syarat dapat makanan gratis di sekolah. Bahkan ada juga guru yang rela membeli pemanggang roti agar bisa membagikan sarapan gratis ke anak-anak di sekolahnya.

“Pemerintah harus melakukan sesuatu,” imbuhnya.

Pada kondisi ini, permintaan bantuan ke sejumlah kelompok masyarakat yang peduli pada masalah pangan ikut meningkat.

Surat kabar Observer minggu ini melaporkan ada kelompok bantuan pangan masyarakat yang tengah berjuang mengatasi permintaan baru dari keluarga yang kurang mampu untuk memberi makan anak-anak mereka. 

Situasi serupa juga tengah dihadapi Oxford Mutual Aid yang mengalami peningkatan permintaan bantuan makan, termasuk dari sejumlah SD.

“Kami berjuang untuk memenuhi permintaan. Setiap hari saya mendengar tingkat kesusahan yang dialami orang-orang. Setiap hari saya berbicara dengan keluarga yang ketakutan dan tidak tahu harus kemana. Tapi kami tidak bisa melakukan lebih dari yang sudah kami lakukan,” cerita Muireann Meehan Speed dari Oxford Mutual Aid.

Craig Johnson, pendiri Launch Foods yang menyediakan makan siang gratis untuk 300 anak sekolah setiap hari menilai krisis memang sudah terjadi. Hal itu dibuktikan dengan masuknya permintaan ke Launch Foods dari beberapa kota utama di Inggris, seperti Newcastle, Liverpool dan London.

“Saya menjadi sangat frustrasi, memberi tahu orang-orang bahwa kami tidak dapat membantu mereka,” kata Johnson.

Sementara Presiden Asosiasi Persatuan Kepala Sekolah, Paul Gosling mengatakan, pemerintah sebenarnya tahu masalah yang dihadapi anak-anak tersebut. Pemerintah menurutnya tahu ada banyak anak yang datang ke sekolah dengan kondisi lapar dan kedinginan.

"Sekolah harus mengambil langkah untuk membantunya. Namun, saat ini tidak benar meninggalkan kami tanpa dukungan ekstra," tuturnya.

Ia khawatir hal ini akan membuat ratusan sekolah mengalami defisit anggaran. Terlebih sekolah punya tanggungan tagihan energi yang besar dan kurangnya dukungan pemerintah soal kenaikan gaji guru.

Sebagai informasi, di Inggris semua anak sekolah khususnya infant school (pendidikan untuk anak usia 4-7 tahun) berhak mendapatkan makan siang gratis di sekolah sejak dia diterima di sekolah itu hingga tahun kedua.

Di luar itu, hanya anak-anak yang orangtuanya berpenghasilan kurang dari £ 7.400 atau sekitar Rp 120 juta per tahun yang memenuhi syarat untuk mendapatkan makan siang gratis di sekolah. Kelompok Aksi Kemiskinan Anak bahkan mencatat, 800 ribu anak yang hidup dalam kemiskinan tidak termasuk dalam daftar penerimanya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait