URedu

Insiden Hotel Yamato, Peristiwa Pemicu Pertempuran 10 November di Surabaya

Nivita Saldyni, Kamis, 10 November 2022 10.59 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Insiden Hotel Yamato, Peristiwa Pemicu Pertempuran 10 November di Surabaya
Image: Teatrikal perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato pada 2017. (Humas Pemkot Surabaya)

Jakarta - Bicara Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November oleh masyarakat Indonesia, ada salah satu peristiwa yang tak boleh dilupakan. Peristiwa itu adalah insiden perobekan bendera Belanda yang terjadi di Hotel Yamato (sekarang Majapahit) di Kota Surabaya pada 19 September 1945.

Dilansir dari laman Pemkot Surabaya, Kamis (10/11/2022), peristiwa yang dikenal dengan nama 'Insiden Yamato' ini berawal dari tindakan sekelompok orang Belanda yang mengibarkan bendera negara mereka, Merah-Putih-Biru, di tiang teratas Hotel Yamato yang berada di kawasan Tunjungan, Surabaya pada 19 September 1945 malam.

Aksi sewenang-wenang sekelompok orang Belanda yang dipimpin Mr. W.V.Ch Ploegman itu diketahui oleh para pemuda Surabaya.

Hal ini membuat para pejuang di Surabaya marah. Mereka merasa aksi pengibaran bendera Belanda secara sepihak itu telah menghina kedaulatan Indonesia dan hendak mengembalikan kekuasan kembali di Indonesia. 

Para pahlawan juga merasa hal itu melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah-Putih yang tengah berlangsung di Kota Surabaya. Terlebih saat itu bangsa kita telah memproklamasikan kemerdekaan.

Alhasil arek-arek Suroboyo yang murka pun bergerak menuju Hotel Yamato. Seketika, hotel yang jadi markas RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees) atau rehabilitasi tawanan perang dan interniran oleh Belanda dan sekutunya itu dibajiri warga Surabaya yang menuntut agar bendera Belanda segera diturunkan. 

Ketegangan pun terjadi antara Belanda dan arek-arek Suroboyo. Kedua belah pihak pun sempat bernegosiasi, perundingan terjadi antara Residen Surabaya Sudirman dan Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) dengan pihak Belanda, Ploegman. Namun perundingan berjalan alot karena Belanda menolak mengakui kedaulatan Indonesia. 

Alhasil terjadilah perkelahian yang menyebabkan Ploegman tewas karena dicekik salah satu pendamping Residen Sudirman. Setelah itu Sudirman langsung bergegas menyelamatkan diri dibantu salah seorang pendampingnya.

Kericuhan dalam hotel itu kemudian diketahui arek-arek Suroboyo di luar. Mereka pun langsung menerobos masuk dan terjadilah kericuhan di lobi hotel. Di tengah kericuhan itu, diketahui ada beberapa pemuda yang berhasil naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda, yaitu Hariyono dan Kusno Wibowo.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait