URnews

Komnas HAM Kantongi Bukti Dugaan Tindakan Kekerasan Aparat ke Aremania

Shelly Lisdya, Selasa, 4 Oktober 2022 08.27 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Komnas HAM Kantongi Bukti Dugaan Tindakan Kekerasan Aparat ke Aremania
Image: Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam (tengah) saat konferensi pers di kantor manajemen Arema FC di Kota Malang, Senin (3/10/2022). (ANTARA/Willy Irawan)

Malang - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akui telah mendapatkan informasi terkait adanya dugaan tindak kekerasan yang dilakukan pihak keamanan kepada Aremania dalam tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang.

"Dari beberapa informasi yang kami dapatkan, kekerasan memang terjadi," kata anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Choirul Anam saat konferensi pers di kantor manajemen Arema FC di Kota Malang, Senin (3/10/22).

Beberapa kekerasan yang terbukti dilakukan aparat keamanan adalah tendangan terhadap suporter. Bahkan, ketika suporter Arema sedang berjalan kaki di pinggir lapangan, kekerasan masih dilakukan aparat keamanan.

"Ditendang, kena kungfu di lapangan. Nah, itu tidak hanya Komnas HAM yang melihat, tapi semua juga bisa lihat," ujar Anam.

Anam mengatakan pihaknya sedang menelusuri dan melihat kondisi Stadion Kanjuruhan Malang untuk memastikan apa yang terjadi dalam kerusuhan Sabtu malam itu.

"Kami akan menginvestigasi dengan agak dalam anatomi stadion, cerita saat itu dan pasca pertandingan," katanya.

Anam yang mengaku lahir di Malang dan menjadi suporter Arema sejak kecil itu pun meminta untuk dipertemukan dengan para pemain Arema. Dari pertemuan itu diharapkan investigasi bisa dilakukan secara objektif.

"Kalau kasat mata dari video itu, seandainya tidak ada gas air mata, ya mungkin tidak akan hiruk pikuk (terjadi kerusuhan)," imbuhnya.

Ia memastikan bahwa agenda Komnas HAM selama berada di Malang adalah mengunjungi keluarga korban di rumah dan rumah sakit, serta berkoordinasi untuk bisa bertemu pemain Arema.

"Kami dalami apa pun yang terjadi di Kanjuruhan," katanya.

Sebelumnya, tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10) malam terjadi beberapa saat setelah pertandingan Liga 1 antara tuan rumah Arema FC versus Persebaya berakhir. Ribuan suporter Arema memasuki area lapangan setelah timnya kalah 2-3 dari "Bajol Ijo".

Dari sejumlah rekaman video amatir yang tersebar di media sosial, tampak aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk mengendalikan ribuan suporter. Akibatnya, para suporter berlarian menyelamatkan diri menuju pintu keluar yang sempit hingga terjadi desak-desakan dan jatuhnya korban jiwa.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait