URnews

Korea Utara: Tidak Ada Kematian Baru Pasien Demam, COVID Terkendali

Ahmad Sidik, Selasa, 24 Mei 2022 12.58 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Korea Utara: Tidak Ada Kematian Baru Pasien Demam, COVID Terkendali
Image: Petugas medis tentara di Pyongyang Korea Utara (Foto: Reuters)

Jakarta – Selasa (24/5/2022), Korea Utara mengatakan tidak ada kematian baru pada pasien demam di sana. Melihat tren penurunan kasus stabil, mereka mengklaim COVID-19 dapat dikendalikan.

Pertama kali diumumkan pada 12 Mei, gelombang COVID-19 Korea Utara telah memicu kekhawatiran akan kurangnya vaksin, infrastruktur medis yang tidak memadai, dan potensi krisis pangan di negara berpenduduk 25 juta itu.

Tetapi Korea Utara mengatakan pihaknya berhasil membendung penyebaran virus, dan tidak ada kematian baru akibat demam per Senin malam meski ada penambahan 134.510 pasien baru.

Melansir laman Reuters, menurut kantor berita resmi KCNA, hal ini menandai hari ketiga berturut-turut angka harian tetap di bawah 200.000 dan pertama kalinya tidak ada laporan kasus kematian sejak mengumumkan jumlah pasien demam harian.

Akibat kekurangan pasokan pengujian, Korea Utara belum mengonfirmasi jumlah orang yang dites positif terkena virus corona.

Dihitung sejak akhir April, jumlah laporan gejala demam naik menjadi 2,95 juta. Sementara jumlah kematian mencapai 68, menurut KCNA.

"Dalam beberapa hari setelah sistem pencegahan epidemi darurat maksimum diaktifkan, tingkat morbiditas dan mortalitas secara nasional telah menurun secara drastis dan jumlah orang yang pulih meningkat, sehingga secara efektif membatasi dan mengendalikan penyebaran penyakit pandemi dan mempertahankan kejelasan yang jelas. situasi stabil," ungkap KCNA, mengutip laman Reuters, Selasa.

Di sisi lain, banyak analis meragukan kredibilitas angka-angka tersebut, dengan mengatakan bahwa angka-angka itu hanya menunjukkan betapa sulitnya menilai skala sebenarnya dari gelombang COVID-19 di Korea Utara.

"Melalui campuran pengujian yang tidak memadai, disinsentif di tingkat administrasi yang lebih rendah untuk melaporkan wabah serius, kasus, kematian, dan motivasi politik apa pun yang mungkin disingkirkan oleh eselon atas, kami memiliki statistik yang pada dasarnya tidak masuk akal," tulis Christopher Green, spesialis Korea di Universitas Leiden di Belanda, melalui laman Twitter.

Korea Utara mengatakan pihak berwenang dibantu petugas medis militer dikerahkan untuk mendistribusikan makanan dan obat-obatan di seluruh negeri, serta melakukan pemeriksaan kesehatan.

KCNA juga mengatakan Korea Utara sedang memperluas produksi pasokan obat-obatan esensial, meskipun tidak merinci jenis apa yang sedang diproduksi.

Korea Selatan dan Amerika Serikat telah mengusulkan untuk membantu Korea Utara memerangi pandemi, termasuk dengan vaksin. Namun, Pyongyang belum menanggapi tawaran itu.

Mengacu pada tingkat kematian yang dilaporkan di Korea Utara sebesar 0,002%, seorang profesor di Seoul National University College of Medicine, Moon Jin-Soo mengungkapkan pengumuman harian hampir tidak sebanding dengan standar internasional dan tampaknya lebih ditujukan untuk audiens domestik berdasarkan statistik yang dilihatnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait