URnews

Kota Surabaya Bakal Jadi Percontohan Nasional Menuju PTM 100 Persen

Nivita Saldyni, Rabu, 17 November 2021 18.59 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kota Surabaya Bakal Jadi Percontohan Nasional Menuju PTM 100 Persen
Image: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau pembelajaran tatap muka, Senin (6/9/2021). (Humas Pemkot Surabaya)

Surabaya - Kota Surabaya bakal dijadikan percontohan Nasional dalam menuju Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen, Urbanreaders.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan hal ini karena pemerintah pusat menilai Kota Surabaya cepat dalam menangani pandemi COVID-19 dan juga penyelenggaraan PTM.

Kabar ini disampaikan Eri usai menerima kunjungan kerja tenaga ahli Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Andani Eka Putra pada Senin (15/11/2021) lalu.

"Kemarin (Senin) tenaga ahli Kemenkes dr Andani datang ke Surabaya. Salah satunya ketika Surabaya ini sudah 100 persen vaksinnya, sudah level 1, (vaksin) lansia sudah 94 persen. Maka ada kesepakatan bersama empat Menteri, itu akan 100 persen sekolahnya Surabaya," kata Eri di Surabaya, Rabu (17/11/2021).

Keinginan pemerintah pusat itu ternyata bukan tanpa alasan, guys. Pemerintah pusat, kata Eri, menilai Surabaya adalah daerah yang paling siap untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

"Kota Surabaya dijadikan acuan karena selama ini asesmennya, cek lapangan, setelah itu melakukan (Surveilans) 10 persen di sekolah tadi itu ternyata Surabaya yang paling siap," jelasnya.

Menurutnya, baik soal penanganan COVID-19 maupun penyelenggaraan PTM, Kota Surabaya dipandang paling berhasil oleh pemerintah pusat.

"Ternyata dipandang pemerintah pusat ini (Surabaya) yang terbaik. Sehingga Kota Surabaya bisa dicontohkan ke tempat-tempat (daerah) lainnya," imbuh Eri.

Kendati demikian, Eri mengaku yang terpenting adalah PTM di Surabaya dapat berjalan. Sebab, ketika para pelajar hanya mengikuti pendidikan melalui daring maka akan sangat sulit bagi mereka untuk lebih intens memahami pembelajaran yang diberikan oleh para pengajar.

"Yang penting pendidikan ini berjalan karena bagaimanapun kalau tidak bertemu (PTM), ini agak susah. Kedua, selalu saya katakan minta izin orang tua," kata dia.

Ia pun menegaskan kembali bahwa sekolah bukanlah satu-satunya tempat penularan COVID-19. Sebab bisa saja anak tertular COVID-19 ketika bermain atau beraktivitas di luar sekolah.

Untuk itulah ia berpesan kepada seluruh warga Surabaya untuk saling introspeksi diri, saling menjaga dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) di manapun kamu berada. Menurutnya dengan gotong-royong dan kerja sama inilah, pandemi COVID-19 bisa kita lalui.

"Saya berharap semua yang ada di Surabaya selalu introspeksi diri, menjaga prokes, tidak saling menyalahkan. Inilah Surabaya, yang penuh gotong-royong, InsyaAllah COVID-19 bisa dilewati," tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait