URguide

Makna Baru Bibit Bebet Bobot Bagi Pasangan yang Alami Unconventional Love

Kintan Lestari, Selasa, 9 Agustus 2022 20.06 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Makna Baru Bibit Bebet Bobot Bagi Pasangan yang Alami Unconventional Love
Image: Press Conference Kampanye #SpeakUpforLove Segarkan Makna "Bibit, Bebet, Bobot" Closeup di kawasan Kuningan, Selasa (9/8/2022). (Kintan/Urbanasia)

Jakarta - Banyak pasangan yang saling mencintai dan berharap bisa melanjutkan sampai ke jenjang pernikahan. Sayangnya, ada banyak hal yang membuat mereka ragu di tengah perjalanan cinta, seperti perbedaan suku/ras, perbedaan usia, tingkat pendidikan, sampai tingkat ekonomi.

Itu semua karena anak muda sekarang masih terdoktrin omongan dari orang tua yaitu ketika mencari pasangan harus lihat bibit bebet bobotnya. Hal itulah yang menyebabkan akhirnya pasangan muda jadi ragu, bahkan ada yang menyerah dalam menjalani hubungan mereka.

Closeup lewat kampanye #SpeakUpforLove berupaya mengajak anak muda untuk lebih percaya diri menyuarakan isi hati dalam memilih dan menjalani hubungan mereka. Brand pasta gigi gel ini juga mengangkat makna yang lebih baru dari filosofi bibit bebet bobot supaya tidak ketinggalan zaman. 

Distya Tarworo Endri, Head of Marketing Oral Care Category PT Unilever Indonesia, Tbk menyampaikan filosofi 3B zaman dulu sudah tidak relevan untuk zaman sekarang.

"Kalau kalian pernah mendengar bibit bebet bobot atau kita bilangnya 3B, sebenarnya itu adalah salah satu kriteria yang digunakan cukup lama untuk memilih pasangan atau calon mantu. Tetapi yang kita (Closeup) bawa di sini bukan kita againts terhadap 3B. Cuma yang kita lihat interpretasi terhadap 3B-nya itu terlalu mengkotak-kotakkan sehingga jadinya pasangan-pasangan muda ini kesulitan karena tidak bisa menemui kriteria yang ada di kepala keluarga besarnya atau lingkungannya," kata Distya dalam Press Conference yang berlangsung di kawasan Kuningan, Selasa (9/8/2022).

1660046309-closeup-2.jpgSumber: Press Conference Kampanye #SpeakUpforLove Segarkan Makna "Bibit, Bebet, Bobot" Closeup di kawasan Kuningan, Selasa (9/8/2022). (Kintan/Urbanasia)

Pasangan selebriti Muhammad Fardhan dan Mikaila Patritz ikut berbagi soal unconventional love mereka.

“Selain usia yang terpaut cukup jauh, kami juga berasal dari ras dan suku yang berbeda. Selama pacaran, hal ini menimbulkan pertanyaan atau keraguan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Awalnya memang ‘gerah’, tapi karena sering berdiskusi tentang ekspektasi dalam hidup dan pembagian peran antara suami istri, akhirnya kami merasa semakin cocok dan mantap melanjutkan hubungan. Alhamdulillah, kami berhasil meyakinkan semua orang, terutama orang tua, bahwa kami memiliki satu tujuan serta siap untuk saling melengkapi dan tumbuh bersama,” kata pasangan beda usia 6 tahun ini.

Dari cerita Muhammad Fardhan dan Mikaila Patritz, Closeup melakukan studi pada 160 responden yang terdiri dari mereka yang sedang menjalani hubungan unconventional, orang tua, hingga individu yang masih single. Hasilnya, 5 dari 10 orang yang tengah menjalin hubungan masih terpengaruh pada penilaian dari lingkungan sehingga meragukan masa depan hubungannya. 

Lalu terkait filosofi 3B, di semua kelompok responden hampir seluruhnya setuju bahwa pedoman ini pada dasarnya masih baik untuk diterapkan. Namun, hanya 2 dari 10 orang merasa bahwa definisi 3B yang sekarang berlaku masih relevan.

Itu sebabnya lewat kampanye #SpeakUpforLove, Closeup ingin mengangkat makna lebih fresh dari filosofi 3B.

"Jadi dari Closeup, we offer a fresh definition dari 3B. Bibit tentang keturunan, tapi bukan untuk stereotyping, misalnya suku ini pelit, ras ini begini. Bukan seperti itu. Jadi lebih untuk understanding, apakah keluarganya atau lingkungannya men-support perkembangan dia. Karena kita percaya perbedaan inilah yang bisa saling melengkapi," kata Distya.

"Kedua bebet tentang tingkat ekonomi. Tapi yang penting adalah bagaimana kita memaksimalkan potensi diri. Jadi bukan hanya kondisi sekarang, tapi nanti orang ini akan bertanggung jawab tidak ya untuk keluarga saya. Yang ketiga adalah bobot atau individunya. Pendidikan, keahlian tetap penting karena kita setiap hari bersama. Tetapi juga yang penting adalah selain dari itu, bagaimana mindset-nya itu jalan. Jadi itulah the fresh definition of 3B yaitu ‘Berbeda Bertumbuh Bersama,” sambungnya lagi.

Distya mengatakan untuk membagikan definisi baru terkait 3B ini, Closeup membuat web series dan website yang akan segera diluncurkan supaya orang-orang bisa sharing cerita mereka. Di website tersebut juga tersedia pendapat ahli sehingga tidak hanya sekadar sharing, para pelaku unconventional love ini juga bisa dapat jawaban atas masalah yang dihadapinya. Selain itu

“Kami harap kampanye #SpeakUpforLove dapat membantu lebih banyak pasangan muda Indonesia untuk
mengeksplorasi dan memiliki hubungan yang sehat dan penuh cinta. Nantikan kejutan lain dari kampanye ini!” tutup Distya.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait