6 Rukun Iman Lengkap beserta Maknanya

Jakarta - Rukun iman ini adalah dasar kepercayaan yang terdapat pada agama Islam dan wajib diamalkan bagi orang yang beriman. Rukun iman ini jumlahnya ada 6, apa sajakah itu?
Kali ini, Urbanasia akan membagikan seputar informasi mengenai rukun iman, Rabu (13/10/2021), sebagai berikut.
Rukun merupakan dasar atau pokok yang perlu dilakukan. Sementara itu, iman merupakan percaya atau yakin. Rukun iman yang dilakukan oleh orang beriman dengan tiga tahap, yaitu diyakini oleh dalam hati, iman diikrarkan melalui lisaan, serta iman yang diamalkan oleh anggota badan.
Berdasarkan hadits yang telah diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan rukun iman ini berjumlah 6. Umar bin Khattab ra. pada suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh Malaikat Jibril. Kepada Rasulullah, Jibril bertanya, "Beritahukanlah kepadaku apa itu iman."
Rasulullah bersabda yang artinya, sebagai berikut:
"Iman itu artinya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk." (HR. Muslim).
Baca Juga: Wali Songo, Wilayah Dakwah dan Nama Aslinya
Berdasarkan hadits tersebut, berikut ini merupakan rukun iman yang umat Islam wajib yakini:
1. Iman kepada Allah SWT
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah SWT
3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
4. Iman kepada rasul-rasul Allah SWT
5. Iman kepada hari akhir
6. Iman kepada takdir yang baik maupun yang buruk datangnya dari Allah SWT (qada' dan qadar).
Adapun, sejumlah maknda dari rukun iman, sebagai berikut:
1. Iman kepada Allah SWT
Iman kepada Allah SWT, yaitu memiliki arti meyakini dan juga mempercayaii dengan sepenuh hati, Allah itu ada (wujud). Agar bisa mengenal-Nya, sebagai umat muslim harus mengetahui sifat-sifat dari Allah SWT yang terbagi menjadi 3, yaitu sifat wajib, sifat mustahil, dan juga sifat jaiz.
Seseorang yang beriman terhadap sifat-sifat Allah hanya akan menyembah-Nya dan tidak sekalipun menyekutukan-Nya dengan yang lainnya. Bukan hanya itu, bagi orang yang beriman ini juga meyakini terkait semua sesuatu yang terdapat di alam semesta ini diciptakan oleh-Nya. Maka, hilanglah prasangka buruk kepada Allah dan akan melakukan usaha agar tidak sombong.
2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah SWT
Iman kepada malaikat memiliki arti percaya mengenai adanya malaikat-malaikat Allah SWT meskipun tidak pernah melihat malaikat tersebut. Malaikat Allah SWT ciptakan dari cahaya (nur). Malaika ini termasuk dalam makhluk ghaib. Perintah iman kepada malaikat terdapat pada QS. Al Baqarah ayat 185,
ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ
Artinya: "Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya," dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (QS. Al Baqarah: 185).
3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT
Iman kepada kitab-kitab Allah SWT memiliki arti meyakini dan juga mempercayai mengenai keberadaan kitab-kitab yang telah diturunkan oleh Allah SWT. Selain itu, ada juga kitab yang telah diturunkan oleh Allah SWT kepada rasul-Nya, yaitu kitab Zabur kepada Nabi Daud AS, kitab Taurat kepada Nabi Musa AS, kitab Injil kepada Nabi Isa AS, dan kitab Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW.
Bukan hanya itu, ada juga kepada kitab Al Quran, selain meyakini dan juga mempercayainya sepenuh hati, bagi umat islam harus mengamalkan dan berpedoman pada Al Quran.
Telah diriwayatkan dalam Ibnu Hibban, Allah SWT pun menurunkan suhuf atau lembaran-lembaran.
Dari Abu Dzar ra. dia bertanya kepada Rasulullah SAW: "Berapa jumlah kitab yang telah Allah turunkan?" Rasulullah menjawab:
مِائَةُ كِتَابٍ وَأَرْبَعَةُ كُتُبٍ أُنْزِلَ عَلَى شِيثٍ خَمْسُونَ صَحِيفَةً وَأُنْزِلَ عَلَى أَخْنُوخَ ثَلَاثُونَ صَحِيفَةً وَأُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ عَشَرُ صَحَائِفَ وَأُنْزِلَ عَلَى مُوسَى قَبْلَ التَّوْرَاةِ عَشَرُ صَحَائِفَ وَأُنْزِلَ التَّوْرَاةُ والإنجيل والزبور والقرآن
Artinya:"Ada 104 kitab. Diturunkan kepada nabi Syits 50 suhuf, diturunkan kepada nabi Idris 30 Suhuf, diturunkan kepada nabi Ibrahim 10 suhuf, diturunkan kepada nabi Musa sebelum taurat 10 suhuf. Allah juga menurunkan Taurat, Injil, dan Al Quran." (HR. Ibnu Hibban).
4. Iman kepada rasul-rasul Allah SWT
Iman kepada rasul-rasul Allah SWT memiliki arti meyakini dan mempercayai dengan sepenuh hati mengenai keberadaan rasul-rasul Allah SWT. Mereka juga diciptakan untuk membawa ajaran serta kebenaran bagi para umat. Para rasul ini, menerima wahyu dari Allah SWT melalui perantara malaikat.
Adapun sejumlah nabi dan rasul yang diciptakan oleh Allah SWT. Namun, bagi umat muslim yang wajib diketahui ada 25 nabi dan rasul. Seperti yang diketahui kita mengenalnya mulai dari Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad SAW.
Beriman kepada rasul akan mendatangkan berbagai manfaat, hal itu dijelaskan dalam QS. Al Fath ayat 13, sebagai berikut:
وَمَنْ لَّمْ يُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ فَاِنَّآ اَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِيْنَ سَعِيْرًا
Artinya: "Dan barangsiapa tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu neraka yang menyala-nyala." (QS. Al Fath: 13).
5. Iman kepada Hari Akhir
Iman kepada hari akhir (kiamat) memiliki arti meyakini dan mempercayai terkait hari tersebut pasti akan datang. Ketika hari itu datang, alam semesta dan juga seluruh isinya akan hancur. Manusia juga akan dibangkitkan dari alam kuburnya dan dikumpulkan untuk dimintai pertanggungjawaban selama hidup.
Mengenai datangnya hari akhir hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Namun, janji Allah SWT itu nyata sesuai dengan yang terkandung dalam QS. Al-A'raf ayat 197 sebagai berikut:
يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّيْۚ لَا يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلَّا هُوَۘ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةً ۗيَسْـَٔلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَاۗ قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللّٰهِ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Artinya: "Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, "Kapan terjadi?" Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Al-A'raf: 197).
Beriman kepada hari akhir ini, akan membuat ketaatan seorang hamba bertambah dalam melakukan ibadah kepada Allah SWT. Sementara itu, orang yang beriman akan selalu berhati-hati untuk setiap perkataan dan juga perbuatannya ketika ia hidup di dunia, karena segala hal yang diperbuat akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti.
6. Iman kepada takdir yang baik maupun yang buruk datangnya dari Allah SWT (qada' dan qadar)
Iman kepada qada' dan qadar memiliki arti yakin dan juga percaya dengan sepenuh hati mengenai takdir yang baik ataupun buruk datang dari Allah SWT. Segala hal yang terjadi kepada manusia telah menjadi ketetapan-Nya.
Qadha ini merupakan sebuah ketetapan, sedangkan qadar merupakan ketentuan atau kepastian Allah SWT. Maka, dengan beriman kepada takdir Allah SWT rasa syukur akan bertambah atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Sementara itu, manusia juga cenderung menjadi rendah hati karena segala sesuatu berasal dari Allah SWT.