URnews

Nasib PTM di Surabaya Masih Tunggu Perkembangan COVID-19

Nivita Saldyni, Kamis, 24 Juni 2021 11.15 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Nasib PTM di Surabaya Masih Tunggu Perkembangan COVID-19
Image: Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Supomo (Humas Pemkot Surabaya)

Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih belum memutuskan soal Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang rencananya bakal digelar Juli mendatang. Peningkatan kasus akhir-akhir ini membuat Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memilih untuk menunggu perkembangan COVID-19.

"Tatap muka memang direncakana nanti Juli usai penerimaan siswa baru. Kami juga sudah melakukan asesmen dan ada sekolah yang sudah bisa dibuka. Tapi dengan kondisi COVID-19 yang naik seperti ini, tidak bisa dilanjutkan karena tanggung jawab keselamatan anak-anak adalah tanggung jawab saya. Maka saya lebih mengutamakan keselamatan anak-anak," kata Eri dalam keterangan resminya, Kamis (24/6/2021).

Eri mengaku pihaknya tak mau gegabah. Sebab menurutnya keselamatan peserta didik lebih utama dibanding pelaksanaan PTM itu sendiri. Sehingga Pemkot akan memantau kembali perkembangan kasus COVID-19 hingga awal Juli 2021 mendatang.

"Kita lihat dulu kondisinya nanti. Saya lebih mengutamakan keselamatan anak didik Surabaya ketimbang tatap muka. Kalau kondisi tetap naik dan itu membahayakan anak-anak saya, insyaAllah tatap muka juga akan saya batalkan," tegasnya.

Sehingga jika nanti PTM batal digelar, ia berjanji Pemkot Surabaya bakal membuat berbagai inovasi supaya peserta didik tidak bosan belajar dari rumah mereka masing-masing.

“Nah bagaimana cara pengajarannya agar tidak bosan ini yang akan kami koordinasikan dengan Dinas Pendidikan, untuk melakukan inovasi kepada anak didik," imbuh Eri.

Semenara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Supomo memastikan bahwa selama ini pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut pelaksanaan PTM di tengah pandemi COVID-19. Mulai dari simulasi pembelajaran dengan protokol kesehatan yang ketat hingga asesment kepada setiap sekolah yang terus dikebut.

“Jadi sekolah itu tidak hanya difasilitasi protokol kesehatan, namun juga harus ada Satgasnya. Bimtek kepada Satgas itu juga terus dilakukan oleh Pemkot supaya semua prokes berjalan dengan baik. Pada prinsipnya, semua sekolah di Surabaya sudah siap menyambut PTM," ungkap Supomo.

Namun selain kesiapan sekolah, menurutnya restu orang tua/wali murid juga tak kalah penting. Oleh sebab itu, ia memastikan bahwa hingga saat ini sudah banyak wali murid yang mengizinkan anaknya untuk mengikuti PTM. Mereka yang mengizinkan anaknya ikut PTM itu telah mengisi pernyataan di aplikask khusus.

“Melalui aplikasi ini, wali murid bisa mengisi langsung dan sudah banyak yang mengizinkan,” tegasnya. 

Supomo menjelaskan, jika PTM dilaksanakan maka akan berlaku sistem zonasi. Di mana semakin berisiko tinggi, maka semakin sedikit kuota siswa yang diizinkan masuk. Kendati demikian konsep itu masih belum final karena pihaknya bakal berkoordinasi dengan sejumlah pakar pendidikan hingga kesehatan untuk mematangkanny.

"Nah kalau PTM ini batal dan tetap daring, maka guru harus kreatif komunikatif dan inovatif dalam menyampaikan materinya," tutupnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait