URnews

Penurunan Tanah Lebihi Jakarta, Pekalongan Terancam Tenggelam

Ardha Franstiya, Senin, 7 November 2022 21.17 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Penurunan Tanah Lebihi Jakarta, Pekalongan Terancam Tenggelam
Image: Peneliti BRIN Galdita A. Chulafak dalam webinar Hari Kota Sedunia 2022. (YouTube Satya Bumi)

Jakarta - Kota Pekalongan mengalami penurunan muka tanah yang cukup tinggi melebihi DKI Jakarta. Keadaan tersebut berdampak akan potensinya terendam akibat banjir rob.

Kondisi itu disampaikan oleh Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Galdita A. Chulafak dalam webinar Satya Bumi bertema Hari Kota Sedunia 2022: Krisis Iklim & Ancaman Tenggelamnya Kota Pekalongan, Kamis (3/11/2022).

"Dari penelitian yang dilakukan oleh BRIN, Pekalongan mengalami laju penurunan tanah yang cukup tinggi bahkan melebihi Jakarta," ungkap Galdita.

Temuan BRIN menunjukkan laju penurunan permukaan tanah di wilayah pantai utara Jawa Tengah (Jateng) relatif tinggi, termasuk penurunan paling tinggi terjadi di Kota Pekalongan.

Menurut Galdita, jika menggunakan data penginderaan jauh atau remote sensing, penurunan permukaan tanah di Pekalongan berbeda-beda mulai dari 4 hingga 11 cm.

Galdita menjelaskan bahwa data menunjukkan terjadinya perubahan tutupan tanah di wilayah Pekalongan disebabkan bertambahnya pembangunan, wilayah tambak, wilayah pertanian terutama di hulu, serta berkurangnya vegetasi/hutan.

"Selain itu, data juga menunjukkan adanya rekayasa pesisir dimana terjadi perubahan muara sungai yang tadinya aliran tidak langsung mengarah ke laut karena terhalang barrier sedimen, menjadi langsung ke laut dengan dibangunnya jetty dan dihilangkannya barrier alam, sebagaimana diduga oleh masyarakat sekitar menjadi penyebab utama terjadinya rob," jelasnya.

Kondisi itu bisa menyebabkan Kota Pekalongan rawan terdampak rob. Ia menilai, dampak kedepannya diprediksi bisa jauh lebih besar jika tidak segera diatasi.

"Jika tidak ada action dalam menghadapi hal tersebut, tentu tidak dapat dipungkiri Pekalongan akan tenggelam," ujar Galdita.

Galdita memprediksi laju penurunan tanah bertambah atau berkurang tiap tahunnya. Jika mengambil rata-rata tengah laju penurunan tanah (6cm/tahun) di Pekalongan, hitungan tanpa memperhatikan parameter lain memungkinkan terjadinya penurunan muka tanah hingga 60 cm dalam 10 tahun ke depan. 

"Padahal sebagian wilayah Kota Pekalongan sudah ada yang mempunyai elevasi di bawah 0 mdpl. Tinggal kita hitung perkiraan, misalnya elevasi tertinggi adalah 4 mdpl atau 400 cm di atas permukaan laut, dibagi enam, mungkin tenggelam seluruhnya sekitar 66 tahun lagi," terangnya.

"Kalau memakai kemungkinan terburuk 11cm, ya semua wilayah yang elevasi kurang dari 1 meter kira-kira bakal tenggelam 9 tahun lagi jika tidak dilakukan pencegahan," tambah Galdita.

Belum lagi, lanjut Galdita, jika memasukkan parameter lain seperti pasang surut air laut, maka akan lebih banyak lagi lokasi yang akan tergenang.

"Jika tidak ada langkah nyata yang dilakukan dalam menghadapi rob di Pekalongan, baik dari pemerintah maupun segenap elemen masyarakat, maka ancaman Pekalongan tenggelam di depan mata," tutup Galdita.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait