URnews

UGM Kembangkan Sistem Pendeteksi Gempa, Bisa Prediksi 3 Hari Sebelumnya

Shelly Lisdya, Minggu, 27 September 2020 14.56 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
UGM Kembangkan Sistem Pendeteksi Gempa, Bisa Prediksi 3 Hari Sebelumnya
Image: Ilustrasi gempabumi. (Pixabay)

Yogyakarta - Tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) baru saja mengembangkan sistem peringatan dini gempa bumi.

Bahkan, sistem ini mampu mendeteksi dan memberikan peringatan gempa yang akan terjadi satu hingga tiga hari sebelumnya, dengan daerah prediksi dari Sabang hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Dari Early Warning System (EWS), gempa alogaritma yang kami kembangkan bisa tahu satu hingga tiga hari sebelum gempa. Jika gempa besar di atas enam SR sekitar dua minggu sebelumnya, alat ini sudah mulai memberikan peringatan,” ujar Ketua tim riset Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, Sunarno, Minggu (27/9/2020). 

Sunarno menjelaskan, sistem peringatan dini gempa yang dikembangkan bersama timnya, dapat bekerja berdasarkan perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah yang merupakan anomali alam sebelum terjadinya gempa bumi.

Apabila akan terjadi gempa di lempengan, akan muncul fenomena paparan gas radon alam dari tanah meningkat secara signifikan. Demikian juga permukaan air tanah naik turun secara signifikan. 

"Dua informasi ini dideteksi oleh EWS dan akan segera mengirim informasi ke handphone kami. Selama ini informasi sudah bisa didapat dua atau tiga hari sebelum terjadi gempa di Aceh hingga NTT," ungkapnya. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan, sistem yang dikembangan terdiri dari alat EWS yang tersusun dari sejumlah komponen, seperti detektor perubahan level air tanah dan gas radon, pengkondisi sinyal, kontroler, penyimpan data, sumber daya listrik. Dan kemudian memanfaatkan teknologi internet of thing (IoT) di dalamnya.

Pada tahun 2018 lalu, ia dan tim telah melakukan penelitian untuk mengamati konsentrasi gas radon dan level air tanah sebelum terjadinya gempa bumi. Pengamatan yang telah dilakukan kemudian dikembangkan sehingga dirumuskan dalam suatu algoritma prediksi sistem peringatan dini gempa bumi. 

Sistem ini terbukti telah mampu memprediksi terjadinya gempa bumi di Barat Bengkulu M5,2 (28/8/2020), Barat Daya Sumur-Banten M5,3 (26/8/2020), Barat Daya Bengkulu M5,1 (29/8/2020), Barat Daya Sinabang Aceh M5,0 (1/9/2020), Barat Daya Pacitan M5,1 (10/9/2020), Tenggara Naganraya-Aceh M5,4 (14/9/2020), dan lainnya.

Sistem peringatan dini gempa ini telah digunakan untuk memprediksi gempa. Ada lima stasiun pantau/EWS yang tersebar di DIY yang dalam setiap lima detik mengirim data ke server melalui IoT.

"Lima stasiun EWS ini masih di sekitar DIY. Jika seandainya terpasang di antara Aceh hingga NTT, kami dapat memperkirakan secara lebih baik, yakni dapat memprediksi lokasi lebih tepat atau fokus," terangnya.

Sistem deteksi tersebut, lanjut Sunarno, dikembangkan sebagai mekanisme untuk membentuk kesiapsiagaan masyarakat, aparat, dan akademisi untuk mengurangi risiko bencana. Sebab, posisi Indonesia yang berada di tiga lempeng tektonik dunia menjadikannya rentan terjadi gempa bumi.

Seperti diketahui, sepanjang tahun 2019 telah terjadi 11.473 gempa bumi, dimana aktivitas gempa bumi signifikan dengan magnitudo di atas 5,0 terjadi sebanyak 344 kali.

Sedangkan gempa kecil dengan kekuatan kurang dari magnitudo 5,0 terjadi sebanyak 11.229. Gempa-gempa tersebut tak hanya menyebabkan ratusan korban luka, tetapi juga merusak ribuan bangunan tempat tinggal dan fasilitas umum.

Ke depan, sistem peringatan dini gempa bumi ini akan terus dikembangkan hingga mampu memprediksi waktu terjadinya gempa secara tepat, lokasi koordinat episentrum gempa hingga magnitudo gempa.

Pengembangan sistem peringatan dini gempa bumi ini diharapkan dapat membantu aparat dan masyarakat dalam melakukan evaluasi penyelamatan penduduk lebih cepat.

Selain itu, juga bisa menjadi rekomendasi sistem instrumentasi untuk peringatan dini gempa bumi dan memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai prediksi gempa bumi sehingga selalu siap dan waspada terhadap bencana gempa bumi. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait