URnews

Pakar Keamanan Siber Ingatkan Bahaya Robot Trading Skema Ponzi

Agung Pratama Satria, Jumat, 4 Maret 2022 16.46 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pakar Keamanan Siber Ingatkan Bahaya Robot Trading Skema Ponzi
Image: Ilustrasi. (Pixabay/PIX1861).

Jakarta – Pakar keamanan siber Vaksincom, Alfons Tanuwijaya mengatakan bahwa masyarakat perlu mewaspadai dan menambahkan terkait robot trading (RT). Belakangan juga RT dihentikan aktivitasnya oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

“Salah satu aktivitas dihentikan oleh Bappebti dan disinyalir kuat skema ponzi adalah RT. RT ini menjanjikan keuntungan yang pasti kepada anggotanya dan beberapa pengelola RT menjalankan aktivitasnya secara diam-diam, ada yang mengaku hanya menjual program robot saja, namun dalam prakteknya mengelola transaksi trading dan sangat aktif merekrut anggota baru dengan metode MLM untuk menyetorkan dana ke sistem RT yang dijanjikan akan memberikan keuntungan tetap setiap bulan,” ujar Alfons mengutip ANTARA, Jumat (4/3).

Robot Trading sendiri merupakan piranti lunak yang melakukan secara otomatis melakukan aktivitas jual beli valuta asing (valas) dan juga banyak diperjualbelikan secara legal dan terbuka. Permasalahan hadir karena RT ini berani memberikan jaminan keuntungan pada setiap bulannya.

Alfons memberikan indikasi RT berpotensi fraud atau penipuan sebagai berikut. Pertama, trading hanya boleh dilakukan pada broker tertentu saja, bukan broker yang terpercaya atau bonafide serta mendapatkan sertifikasi dari lembaga terpercaya.

Ketika trading fiktif ini dibandingkan dengan kondisi pasar sebenarnya, terdapat manipulasi pada waktu chart guna mencocokan pada kondisi harga pasar dengan bagi hasil guna meyakinkan korban. Dalam hal ini korban juga kurang teliti atau tidak mengerti, selain itu mereka juga merasa aman asalkan terima pembagian keuntungan yang dijanjikan.

Selanjutnya, spread rate jual beli valas sangat jauh.

“Ketika anda membuka akun dan menyetorkan dolar AS, Anda tidak diperkenankan melakukan TT (Telegraphic Transfer) dolar ke dolar, tetapi harus membeli dolar dari penyelenggara trading dengan harga 5-10 persen lebih mahal dari harga wajar,” ujar Alfons.

“Sebaliknya ketika anda melakukan penarikan, anda tidak bisa melakukan TT ke rekening US dan diharuskan menjual dolar anda dengan harga yang lebih murah,” tambahnya.

Selain itu, Alfons juga mengatakan bahwa tujuan spread jual beli yang sangat tinggi ini memberikan keuntungan instan kepada penyelenggara trading secara tidak langsung setiap ada anggota baru masuk. Keuntungannya sendiri sampai dengan 5-10% dan hal ini juga menjelaskan skema yang diduga Ponzi ini dapat berumur panjang.

Terakhir, RT yang ditawarkan tidak memiliki wujud, algoritma, dan tidak memiliki kerjanya tidak ada penjelasannya.

“Sehingga, tidak ada informasi apa kelemahan dari RT tersebut dan RT ini tidak dapat dijalankan pada broker forex lainnya,” tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait