Pandora Papers, Hasil Investigasi Jutaan Aset Rahasia Para Elit Dunia

Jakarta - Jutaan dokumen 'rahasia' yang mengungkap skandal keuangan para politisi, miliarder, dan para elit dunia tengah jadi sorotan.
Semua dokumen itu dibongkar ke publik dalam hasil investigasi The International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) yang diberi nama Pandora Papers dan dirilis Minggu (3/10/2021).
Dilansir dari situs resmi ICIJ, setidaknya ada lebih dari 330 nama politisi hingga pejabat publik dari lebih dari 90 negara yang namanya muncul dalam Pandora Papers, termasuk di antaranya 35 pemimpin dunia (baik yang masih aktif ataupun tidak).
Dari data tersebut diketahui bahwa mereka memiliki aset rahasia, ataupun melakukan penggelapan pajak hingga kasus pencucian uang.
ICIJ sendiri memperoleh lebih dari 11,9 juta catatan keuangan yang berisi 2,94 TB (terabyte) informasi rahasia selama lima dekade yang hadir dalam berbagai format, seperti dokumen, gambar, email, spreadsheet, dan banyak lagi yang didapat dari 14 sumber perusahaan offshore.
ICIJ menyebut, 'tsunami' data ini mengungkap rekam jejak 330 nama elit dunia, termasuk 130 miliarder yang ada di daftar Forbes dan banyak lagi tokoh lainnya yang menyembunyikan aset mereka lewat transaksi di negara surga pajak (tax havens). Hal inilah yang dilakukan para elit dunia itu untuk menghindari kewajiban membayar pajak di negara asal mereka.
Hasil analisis dari kebocoran data itu menyeret sejumlah nama, di antaranya Vladimir Putin, Raja Yordania Abdullah II, Perdana Menteri Ceko Andrej Babis, Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan banyak lagi lainnya.
Sebagai informasi, Pandora Papers adalah proyek kolaborasi ICIJ dengan lebih dari 600 jurnalis di 117 negara dan wilayah. Ini merupakan proyek investigasi terbaru ICIJ setelah sebelumnya berhasil mengeluarkan Panama Papers pada 2016 dan Paradise Paper pada 2017.
Bedanya, Panama Papers adalah hasil investigasi yang mengungkapkan transaksi rahasia keuangan para pimpinan politik dunia, skandal global, hingga data detil mengenai perjanjian keuangan tersembunyi para miliarder, selebriti hingga bintang olahraga dan tokoh-tokoh lainnya.
Hasil itu didapatkan dari 11,5 juta dokumen asal firma hukum di Panama, Mossack Fonseca yang menyediakan jasa pengelolaan aset perusahaan.
Sementara Paradise Papers mengungkapkan 19 perusahaan terdaftar yang dikelola oleh pemerintah yurisdiksi rahasia atau surga pajak. Termasuk di antaranya penghindaran pajak oleh perusahaan multinasional, seperti Apple dan Nike hingga Ratu Inggris yang menginvestasikan jutaan pound sterling real estate di Cayman Island.
Data itu didapat dari 13,4 juta file milik sebuah firma hukum offshore, Appleby dan juga konsultan jasa yang berbasis di Singapura, Asiaciti Trust.
Sedangkan Pandora Papers punya skala yang lebih besar ketimbang dua publikasi sebelumnya. Data yang dikumpulkan merupakan milik 14 perusahaan offshore yang berbeda dengan tantangan yang lebih besar pula. Sebab seperti yang Urbanasia sampaikan tadi, dokumen hadir dalam beragam format.