URtrending

Pegawai BRI Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke Karyawan Baru

Urbanasia, Kamis, 6 April 2023 17.57 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pegawai BRI Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke Karyawan Baru
Image: Ilustrasi pelecehan seksual (Pinterest/Camboriu)

Jakarta - Kasus dugaan pelecehan seksual di lingkungan kerja kembali terjadi. Kali ini terjadi di Bank BRI, tepatnya KCP Kementerian Pertanian Ragunan, Jakarta Selatan. 

Kasus pelecehan seksual ini mencuat setelah korban membeberkannya melalui media sosial Twitter @anotherlulabaiy. Pelecehan dilakukan oleh oknum pegawai saat korban menjalani hari pertama bekerja di kantor tersebut.

“Ini terjadi pada tanggal 6 Maret 2023 pada hari pertama saya bekerja dan di pekernalkan sebagai karyawan, tepatnya BFA dari BRILIFE yang di tempatkan di BRI KCP Kementan,” tulisnya. Urbanasia telah meminta izin kepada korban untuk memuat kronologi kejadian ini, Kamis (6/4/2023).

Kronologi

Menurutnya, pelecehan dilakukan pelaku sekitar pukul 16.00-17.00 WIB saat jam kerja sudah berakhir. Awalnya, ia mengaku hari pertamanya bekerja berjalan lancar, ia juga sudah diperkenalkan dengan para pegawai di kantor tersebut. 

Saat itu korban juga berkenalan dengan pelaku yang menjabat sebagai Relationship Manager (RM). Adapun BAM korban memperkenalkan pelaku sebagai sosok yang bisa membantunya dalam urusan pekerjaan, khususnya terkait akad asuransi. 

Selain itu, korban bersama BAM dan pelaku juga sempat menuju kantin bersama-sama. Di kantin ini, korban mengaku sempat ditinggal berdua dengan pelaku. Namun saat di kantin ini belum ada hal yang mengganggu korban. 

Kemudian, korban kembali ke kantor untuk melanjutkan perkenalan. Semuanya berjalan normal hingga menjelang sore hari. Saat memasuki pukul 16.00-17.00 WIB, korban berinisiatif untuk meminta nomor telepon rekan-rekan kerjanya untuk keperluan pekerjaan.

Saat meminta nomor telepon ke pelaku, korban mengaku ditanyai beberapa pertanyaan terkait pekerjaan dan keluarga. Namun sejurus kemudian, pelaku mulai berani melancarkan aksinya dengan memegang paha korban. 

“Pada saat itu posisi saya berdiri di samping pelaku, pelaku berani memegang paha belakang saya. Kemudian saya diajak ke tmpt smooking area untk ngobrol santai masalah pekerjaan, dan saat itu pelaku sepontan  mencium kening saya dan tangan saya,” katanya. 

Selain itu pelaku juga mengutarakan rasa sukanya kepada korban. Namun korban mengelak, dan menegaskan tidak berkenan berbicara lebih jauh soal perasaan dan pribadi.

Di satu sisi, pelaku masih mencoba untuk memperkenalkan kehidupan pribadinya. Ia mengaku sudah menikah dan punya anak, namun istri dan anaknya tinggal di luar kota sementara pelaku tinggal sendiri di Jakarta.

Korban sudah merasa tidak nyaman. Ia langsung berpamitan pulang dengan alasan mau menjenguk saudara di rumah sakit.

Memasuki hari kedua kerja, korban mencoba untuk menjaga jarak dengan pelaku. Di sisi lain, korban masih merahasiakan apa yang menimpanya pada hari sebelumnya, termasuk dari kekasihnya. 

Pada hari ketiga kerja, korban mengaku sudah tidak kuat. Pasalnya, ia beberapa kali memergoki pelaku sedang memperhatikannya dari ruangan lain. Bahkan saat korban mau keluar dari ruangan pun, pelaku sudah berusaha ‘menyambutnya’ dari samping pintu. 

Upaya Korban Mencari Keadilan

Korban yang sudah tidak kuat akhirnya bercerita kepada kekasihnya. Namun korban tidak bercerita semua, ia hanya bilang tidak nyaman di kantor dan ada staf lain yang memegangnya. Kekasih korban pun datang ke kantor korban pada hari ketiga itu. 

Hanya saja, pada saat itu kekasih korban tidak bertemu dengan pelaku. Akhirnya kekasih korban pun berinisiatif untuk menelepon pelaku. Dalam saluran telepon itu, pelaku justru mengatakan bahwa korban terlalu baper dan apa yang ia lakukan hanya bercanda.

“Saat mendengar itu saya benar2 marah, ga ada pikiran baik lagi dalam diri saya. hari berikut2 nya kerja saya tdk berkomunikasi dan benar2 manjauh sejauh2 nya yg berurusan ke pelaku. pekerjaan saya tertunda saya tidak masalah dan lebih memilih mengerjakan yang lain,” tulis korban. 

Singkat cerita, korban mulai menceritakan apa yang dilakukan pelaku kepada rekan kerja termasuk kepada seniornya. Berikutnya korban sempat beberapa hari tidak masuk kantor. Korban juga akhirnya berterus terang kepada kekasihnya bahwa pelaku juga menciumnya. 

Kekasih korban yang marah pun berusaha menelepon kantor korban, namun tidak ada jawaban. Kekasih korban lantas menelepon BRI Pasar Minggu dan menceritakan apa yang menimpa korban. Saat itu, kekasih korban juga meminta agar perkara ini segera diselesaikan.

Pada 17 Maret 2023, korban akhirnya diundang untuk mediasi dengan korban di BRI Pasar Minggu. Hingga saat itu pun, kata korban, pelaku masih tidak menyadari perbuatannya, bahkan masih menilai korban ‘baperan’.

Saat mediasi, pelaku juga masih tidak mengakui perbuatannya. Ia mengaku hanya bercanda dan tidak ada maksud melecehkan korban. Hasil mediasi adalah pihak BRI Pasar Minggu akan memproses laporan korban. 

Berikutnya pada tanggal 28 Maret 2023, korban akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ia juga menolak untuk menjalani ‘one month notice’ karena merasa sudah tidak kuat. 

Pada 3 April 2023, kekasih korban berusaha menanyakan proses laporan ke BRI Pusat. Rupanya pihak pusat tidak tahu terkait adanya dugaan pelecehan seksual ini. 

Selain itu, korban juga berusaha menempuh jalur hukum dengan membuat laporan ke kepolisian. Meski demikian, korban merasa sama sekali tidak ada tindak lanjut dari pihak BRI. 

“Hingga hari ini tidak ada pergerakan yg berati untuk kasus saya, tidak ada yg saya percaya bahkan org2 BRI yg awalnya mendukung saya. Saya hanya mendapat dukungan dari pasangan saya, temen2 saya dan org tua saya. dorongan semangat dan doa dari mereka yg membuat saya percaya diri,” tulis korban beberapa jam lalu. 

Kepada Urbanasia, korban mengaku sedang berada di BRI Kanwil 2 pada hari ini, Kamis (6/4/2023).

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait