URedu

Pekerja Profesional Lebih Suka Gaya Kerja Hybrid dan Fleksibel

Putri Rahma, Kamis, 14 Juli 2022 16.57 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Pekerja Profesional Lebih Suka Gaya Kerja Hybrid dan Fleksibel
Image: Ilustrasi (Pexels/cottonbro)

Jakarta – Zoom Video Communications, Inc (NASDAQ: ZM) mengadakan sharing Work Transformation Summit kedua untuk wilayah Asia Pasifik. Sesi sharing tersebut dilakukan secara daring melalui ZOOM pada Kamis (14/7/2022).

Dalam agenda ini dihadiri oleh Head of APAC at Zoom Ricky Kapur, Chief Product officer at Qualtrics Jay Choi, dan para pemimpin industri lain. Dalam sesi ini mereka berdiskusi tentang bagaimana memanfaatkan teknologi mutakhir dan umpan balik karyawan untuk membangun lingkungan kerja yang pintar dan memberikan pengalaman kerja yang intuitif, setara, dinamis dan aman bagi karyawan.

Head of Asia Pasifik Ricky Kapur mengatakan bahwa gaya kerja hybrid akan menjadi gaya kerja yang tetap karena saat ini mulai banyak orang yang bekerja di lingkungan kerja hybrid.

“Di Asia Pasifik, berbagai perusahaan telah membuka kembali kantor mereka dan banyak perusahaan meminta karyawan mereka untuk masuk kantor. Perusahaan ingin dapat memantau karyawan seperti sedia kala, sebelum masa pandemi,” kata Ricky Kapur dalam Meeting Zoom, pada Kamis (14/7/2022).

Ricky juga menganggap bahwa hal tersebut adalah lumrah karena saat ini mulai berada di era baru yang adaptif sehingga gaya kerja hybrid tetap di digunakan.

“Karyawan menyukai fleksibilitas dan gaya kerja hybrid memberikan manfaat itu pada mereka. Kenyamanan dan penghematan waktu membantu mereka bekerja lebih produktif dan efisien,” ucapnya.

Dalam survei Qualtrics, sebagian besar responden memilih lingkungan kerja hybrid dibanding sepenuhnya jarak jauh atau datang ke kantor.

Chief Product Officer at Qualtrics Jay Choi juga mengatakan hybrid membantu para pekerja profesional memilih untuk memanfaatkan gaya kerja terbaik.

“Kita memasuki era fleksibilitas, di mana orang-orang kini memiliki kebebasan memilih dalam hal dimana dan bagaimana mereka bekerja, belajar dan terkoneksi,” kata Jay Choi.

Adanya umpan balik dari karyawan yang positif juga dibutuhkan perusahaan untuk memastikan yang terbaik dan perusahaan akan terus memperbaiki kebijakan lingkungan kerja menjadi lebih baik.

Lebih lanjut, gaya kerja hybrid juga membutuhkan pembaruan upaya untuk meningkatkan pengalaman, konektivitas dan kelayakan kerja karyawan di seluruh dunia. Gaya kerja hybrid setelah pandemi ini membutuhkan karyawan untuk memperbarui upaya mereka dalam memahami konsep pengalaman kerja hingga kelayakan bekerja karyawan saat berada di rumah, kantor atau tempat lain.

“Gaya kerja hybrid membantu para pekerja profesional memperoleh manfaat terbaik dari kedua gaya kerja tersebut,” ungkap Jay.

Dalam sesi tersebut salah satu pemimpin industri juga menyampaikan terkait pentingnya perusahan untuk membekali karyawan mereka dengan perangkat terbaik untuk berkolaborasi lintas bahasa dan perbedaan lokasi, serta memastikan bahwa karyawan memiliki pengalaman yang setara dan bermanfaat merupakan kunci untuk membangun lingkungan kerja hybrid yang efektif.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait