URnews

Riset: 34 Persen Karyawan di Asia Tenggara Akan Resign Jika Dipaksa WFO

Rizqi Rajendra, Selasa, 1 Maret 2022 17.56 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Riset: 34 Persen Karyawan di Asia Tenggara Akan Resign Jika Dipaksa WFO
Image: Ilustrasi kantor. (Freepik/rawpixel.com)

Jakarta - Hasil riset terbaru dari Qualtrics mengungkap bahwa 34 persen atau sepertiga karyawan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, akan resign dan mencari pekerjaan baru jika dipaksa untuk kembali ke kantor secara penuh atau work from office (WFO).

Saat ini, model kerja hybrid menjadi cara kerja yang paling disukai oleh para karyawan, dengan aturan tiga hari bekerja dari jarak jauh atau work from home (WFH) dan dua hari bekerja di kantor (WFO). Sehingga, organisasi dan perusahaan di seluruh Asia Tenggara terus mempertimbangkan, mengadopsi, dan menyempurnakan model kerja hybrid.

Salah satu tantangan paling mendesak bagi pengusaha dalam peralihan ke model kerja hybrid adalah memprioritaskan kesejahteraan jangka panjang karyawan, dan menetapkan pedoman yang jelas tentang cara kerja.

Ahli Strategi Solusi Pengalaman Karyawan untuk Qualtrics di Asia Tenggara, Laurent Huntington mengatakan, agar sukses menjalani peralihan ke model kerja hybrid, bisnis di seluruh Asia Tenggara harus terus mengadopsi pola pikir baru dan mendefinisikan ulang cara kerja mereka.

"Seperti yang terlihat dalam penelitian Qualtrics, mengatasi tantangan yang dihadapi tidak sesederhana mengatur jadwal kerja baru atau meningkatkan keterlibatan. Karyawan memiliki beragam kebutuhan di lingkungan kerja saat ini, sehingga kemampuan untuk dengan cepat dan mudah mengidentifikasi dan menanggapi masalah yang berdampak besar dengan memanfaatkan alat seperti Qualtrics adalah keunggulan yang signifikan," kata Laurent dalam keterangan resmi seperti dikutip Urbanasia, Selasa, (1/3/2021).

Walaupun berbagai negara di Asia Tenggara melaporkan beberapa tingkat kesejahteraan yang tinggi secara global, namun telah terjadi penurunan ketahanan karyawan selama 12 bulan terakhir di negara-negara di Asia Tenggara, contohnya Thailand telah mengalami penurunan ketahanan sebesar 12 persen. Hal ini menunjukkan tingkat kesejahteraan saat ini tidak berkelanjutan kecuali jika pengusaha fokus pada peningkatan ketahanan di antara tim mereka.

Meningkatkan pengalaman teknologi bagi karyawan dalam lingkungan kerja hybrid juga harus menjadi fokus strategis di tahun 2022. Hanya 30 persen dari responden yang mengatakan bahwa teknologi yang disediakan untuk memenuhi harapan mereka, dengan angka terendah yakni 24 persen di Singapura.

Berinvestasi dalam meningkatkan teknologi di tempat kerja hybrid akan membuahkan hasil dalam banyak cara. Selain membantu mendorong produktivitas, penelitian Qualtrics menunjukkan bahwa karyawan yang puas dengan teknologi yang tersedia memiliki kemungkinan empat kali lebih besar untuk lebih terlibat di tempat kerja.

Dari hasil riset, niat karyawan untuk bertahan ternyata lebih tinggi di Asia Tenggara dibandingkan dengan rata-rata global, di sebagian besar negara telah terjadi penurunan jumlah karyawan yang berencana untuk bertahan dengan pemberi kerja mereka saat ini di tahun ini.

Temuan menunjukkan bahwa 7 dari 10 karyawan di Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Filipina akan bertahan dengan pekerjaan mereka tahun ini, dibandingkan dengan 53 persen di Singapura.

Penelitian Qualtrics memperkuat pentingnya secara rutin mendengarkan, memahami, dan mengambil tindakan atas umpan balik karyawan, untuk memastikan kebutuhan mereka terpenuhi sebagai bagian dari transformasi yang sedang berlangsung. 

Pengusaha harus lebih sering memahami pengalaman karyawan sepenuhnya dari teknologi yang digunakan hingga faktor-faktor yang bisa mendorong retensi organisasi dapat dengan cepat dan percaya diri merancang penawaran yang baru dan lebih baik, selaras dengan harapan karyawan yang senantiasa berubah.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait