URnews

Saran Psikolog untuk Cegah Bunuh Diri saat Depresi Hadapi Masalah

Elga Nurmutia, Jumat, 10 Desember 2021 19.55 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Saran Psikolog untuk Cegah Bunuh Diri saat Depresi Hadapi Masalah
Image: Ilustrasi Depresi (Freepik/8photo)

Jakarta – Belum lama ini publik dikejutkan oleh kasus Novia Widyasari, mahasiswi asal Mojokerto, Jawa Timur yang viral atas aksi bunuh diri dengan menenggak racun di makam ayahnya.

Aksi nekat Novia itu diduga lantaran menjadi korban pemerkosaan dan oleh pacarnya Randy Bagus Hari Sasongko.

Belajar dari kasus tersebut, psikolog Dian Wisnuwardhani memberikan sejumlah poin penting untuk mencegah percobaan bunuh diri terjadi.

“Jadi sebetulnya gini, pembelajaran yang bisa kita petik adalah kalau ada masalah segera diselesaikan,” ujar Dian Wisnuwardhani dalam live Instagram Urlife berjudul 'Sayangi Diri, Keluar dari Depresi' bersama Urbanasia, Jumat (10/12/2021).

Dian menambahkan, jika masalah belum juga terselesaikan seharusnya mencari pertolongan kepada teman ataupun psikolog. Pertolongan melalui psikolog sendiri bisa dilakukan melalui terapi maupun konseling.

“Kalau gak selesai kita harus cari pertolongan, karena kita hidup di dunia ini tidak sendirian, pasti ada orang yang mau mendengarkan kita, menemani kita (teman) dan ada para psikolog yang bisa membantu untuk mengatasi masalah yang bisa dihadapi, seperti terapi dan konseling,” lanjutnya.

Bahkan, ketika sudah merasa kewalahan pun jangan sesekali berpikiran ingin menyerah. Namun, sebaiknya berusaha untuk mengatasi masalah di keseharian.

“Ketika sudah merasa overwhelmed, jangan yaudah deh aku nyerah dengan semua ini. Kan hidup itu berharga buat diri kita dan orang lain. Alangkah baiknya berusaha berjuang untuk masalah di kehidupan sehari-hari,” jelas Dian.

Sementara itu, Psikolog Dian juga mengatakan tentang bunuh diri dan depresi, rupanya keduanya memiliki keterkaitan. 

“Bunuh diri ini berdekatan dengan depresi. Kalau kita bicara depresi itu adalah gangguan kesehatan mental yang berhubungan dengan mood, emosi, suasana hati. Jadi ya berubah-berubah dalam jangka waktu yang cukup lama, itu jangan-jangan mengalami depresi,” imbuhnya.

Perlu diketahui juga, gangguan mental ini bisa terjadi bagi siapa saja dan tidak pandang bulu. Hal itu bisa dilihat ketika seseorang tidak mampu menjalankan kehidupan seperti biasanya.

“Gangguan mental itu bisa terjadi pada siapapun tidak melihat usia. Ketika seseorang tersebut tidak bisa menjalankan kehidupannya dalam arti ‘normal’," pungkasnya.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Urbanasia.com (@urbanasiacom)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait