URstyle

Self Loathing: Waspadai 5 Penyebab Membenci Diri Sendiri

Riliv, Rabu, 20 Januari 2021 12.38 | Waktu baca 6 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Self Loathing: Waspadai 5 Penyebab Membenci Diri Sendiri
Image: (Huynh Phong/Pexels)

Jakarta - Dear, pernahkah kamu mendengar istilah self-loathing? Atau kamu masih asing dengan istilah tersebut? Jika iya, simak artikel Riliv berikut ini karena akan membahas selengkapnya mengenai self-loathing!

Siapa sih yang nggak ingin mencintai diri sendiri? Akhir-akhir ini, banyak orang mulai menyadari pentingnya self-love dan berusaha untuk mencintai dirinya sendiri. Tapi, pernah nggak sih kamu kesal dengan diri sendiri dan mengatakan hal seperti ini:

“Gitu aja masa aku nggak bisa sih? Bodoh banget”

“Udah nggak usah dicoba lagi, kamu pasti gagal lagi, memang dari sananya udah nggak bisa”

“Emang aku yang salah, aku yang nggak pintar”

Nah, bisa jadi kamu sedang mengalami self-loathing atau perasaan benci terhadap diri sendiri, Dear!

Tapi, kalau kamu tidak yakin apakah kamu mengalami kebencian pada diri sendiri, kamu dapat memeriksa beberapa gejala umum berikut ini:

Ketika gagal, kamu sering mengatakan "Jika saya gagal kali ini, saya akan menjadi  seorang pecundang."
Hanya berfokus pada hal negatif, tidak peduli seberapa baiknya harimu, yang bisa kamu pikirkan hanyalah apa yang salah
Bukan hanya berpikir "saya merasa gagal", tapi kamu justru berpikir "saya gagal"
Tingkat percaya diri yang rendah. Kamu merasa tidak cukup baik untuk berada di sekitar teman dan keluargamu, untuk melamar pekerjaan baru, atau untuk mencari peluang baru
Nah, berikut ini adalah ulasan dari Riliv mengenai apa penyebab self-loathing sehingga kamu bisa mewaspadainya Dear!

Self-loathing atau benci pada diri sendiri adalah perasaan yang menyebabkan seseorang merasa tidak cukup baik, tidak pandai dalam ini dan itu, atau merasa tidak pandai dalam banyak hal.

Ketika merasakan ini, kamu terkadang mungkin terbiasa membandingkan dirimu dengan orang lain, terus-menerus mencari kesalahan dan merendahkan diri sendiri. Kamu juga terkadang mencoba untuk menekan perasaan tidak mampu ini dengan berperilaku seolah-olah dirimu lebih unggul dari orang lain, lebih cerdas, pintar, intuitif, atau menarik.

Seolah-olah kamu harus membuktikan bahwa kamulah yang terbaik untuk menghindari ucapan atau perilaku negatif akibat self-loathing yang muncul saat kamu melakukan kesalahan sekecil apapun.

Penyebab kebencian pada diri sendiri

Menurut Dr. Lisa Firestone dan Joyce Catlett dalam buku Conquer Your Critical Inner Voice, penyebab kebencian pada diri sendiri bisa berasal dari pengalaman masa lalu, ketika masih anak-anak, mereka menjelaskan bahwa:

Sifat dan tingkat self-loathing bergantung pada pola asuh yang kita terima dan lingkungan awal yang kita alami.

Orang tua, sama seperti kita, juga memiliki perasaan campur aduk terhadap diri mereka sendiri.  Mereka memiliki hal-hal yang mereka sukai tentang diri mereka sendiri dan mereka memiliki pikiran dan perasaan tidak suka terhadap diri sendiri.

Perasaan negatif yang orang tua miliki terhadap diri mereka sendiri sayangnya sering ditujukan kepada anak-anak mereka.

Selain itu, jika orang tua memiliki perasaan yang belum terselesaikan, baik dari trauma atau kehilangan di masa lalunya, hal itu akan mempengaruhi perilakunya terhadap anak-anaknya. Karena kepekaan anak yang tinggi terhadap rasa sakit dan situasi negatif, anak-anak akan memberi perhatian khusus, sehingga memiliki pengaruh yang kuat.

Bahkan, insiden kecil kemarahan orang tua-pun akan membekas pada diri anak dan akan muncul sifat yang dihasilkan dari kejadian itu ketika mereka dewasa.

Selain itu, ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang mengalami self-loathing. Hal ini sering dilakukan tapi jarang disadari yaitu:

1611120543-self-loathing-riliv-(2).jpgSumber: (Andrea Piacquadio/Pexels)

1. Trauma

Mereka yang merasakan perasaan membenci diri sendiri telah melalui pengalaman traumatis dan menantang secara emosional di masa lalu. Pengalaman ini seringkali mencakup pelecehan dan pengabaian seksual, fisik, atau emosional.

Ketika anak-anak mengalami trauma, mereka mulai memandang dunia sebagai tempat yang tidak aman dan orang-orang di sekitar mereka berbahaya. Hal ini membuat mereka merasa seolah-olah tidak berharga untuk dicintai.

Hal itu bisa juga terjadi karena sebenarnya ucapan yang menuju pada kondisi self-loathing telah diucapkan langsung kepada mereka oleh orang tua atau orang yang mereka cintai, sehingga menjadi bagian yang sangat familiar dari kritik batin mereka.

2. Ekspektasi yang tidak sesuai dengan realita

Wajar kok kalau seseorang ingin menjadi bagian dan diterima oleh orang-orang di sekitarnya. Wajar juga kalau seseorang ingin melakukan tugasnya dengan baik. Namun terkadang, ekspektasi kita terhadap diri sendiri bisa begitu tinggi dan sering membuat seseorang merasa seolah-olah telah gagal.

Pada saat-saat ini, ucapan-ucapan atau perasaan menyalahkan dan membenci diri sendiri muncul untuk mempermalukan dan mengingatkan betapa mengecewakannya dia selama ini.

Bahkan, meskipun sisi rasional seseorang mengakui bahwa memang ekspektasi itu tidak masuk akal atau terlalu tinggi dibandingkan dengan kemampuan yang ada sekarang, kritik batin itu terus mengeluarkan ucapan untuk membenci diri sendiri.

3. Upaya untuk menyenangkan orang lain

Kita ini hidup di dunia bukan untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Salah satu dialog di film NKCTHI mengatakan bahwa kebahagiaan kita adalah tanggungjawab diri kita sendiri, bukan dari orang lain.

Kamu mungkin belajar melalui pengalaman sosial bahwa ketika orang lain bahagia dengan kita, kita bisa merasa bahagia dengan diri kita sendiri.

Tapi, pola pikir seperti itu bisa berbahaya karena kamu akan jadi menyalahkan dan membenci diri sendiri kalau orang lain justru tidak bahagia jika bersamamu atau usaha yang kamu lakukan semaksimal mungkin ternyata tidak cukup untuk membuat orang lain bahagia.

Hal itu akan memicu munculnya pernyataan kebencian pada diri sendiri, seperti ketika kamu tidak bisa memenuhi harapan orang lain, ada sesuatu yang salah dengan dirimu, kamu telah gagal atau kita tidak layak untuk dicintai atau dihargai oleh orang lain.

Nah, oleh karena itu, kamu perlu ingat, bahwa kita nggak bisa membuat semua orang bahagia

Meskipun kamu menjadi jus apel paling enak sedunia pun, akan tetap ada yang nggak suka sama kamu

4. Perfeksionis

Seorang perfeksionis sering dipandang sebagai seseorang yang tidak membiarkan diri mereka melakukan kesalahan.

Mereka mengharapkan kesempurnaan diri mereka sendiri (dan mungkin orang lain), setiap saat dan dalam semua situasi, sehingga ketika melakukan kesalahan, mereka cenderung membenci diri sendiri.

5. Membandingkan diri dengan orang lain

1611120620-self-loathing-riliv-(3).jpgSumber: (Ismael Sanchez/Pexels)

Meskipun normal untuk melihat-lihat dan memperhatikan apa yang orang lain lakukan, tapi itu bisa jadi menyakitkan untukmu loh Dear!

Kalau kamu cenderung melihat semua yang berada di atasmu, hal itu memiliki kecenderungan untuk hanya memperhatikan dan memberi nilai kepada orang-orang yang berkinerja "lebih baik" dan, pada gilirannya, kamu akan cenderung merendahkan diri dengan pernyataan kebencian terhadap diri sendiri karena merasa nggak bisa sebaik orang lain.

Nah, itu dia penyebab self-loathing yang perlu kamu perhatikan dan waspadai Dear. Jadi, kira-kira apa penyebabmu mengalami self-loathing?

Kamu perlu ingat bahwa nggak ada orang yang sempurna dan semua orang sangat berpotensi untuk menjadi lebih baik. Kamu hanya perlu mengapresiasi dirimu, meskipun kamu menganggapnya kecil. Karena, kalau bukan kamu, siapa lagi?

Tapi Dear, jika kamu merasakan perasaan membenci diri sendiri yang sangat besar dan kamu sudah tidak bisa mengatasinya sendiri, jangan ragu atau takut untuk menghubungi psikolog ya! Kamu bisa menggunakan aplikasi Riliv untuk menghubungi psikolog kapanpun dan dimanapun!

Artikel ini ditulis oleh Annisa Abdillah Z.D dari Riliv, aplikasi kesehatan mental yang terdiri dari meditasi online dan konseling psikologi online, dan telah membantu lebih dari 150.000 pengguna agar lebih sehat mental.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait