URtech

 Solusi Jaringan Enterprise di Tengah Tantangan Kehadiran 5G

Nivita Saldyni, Kamis, 1 Juli 2021 19.20 | Waktu baca 6 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
 Solusi Jaringan Enterprise di Tengah Tantangan Kehadiran 5G
Image: Ilustrasi jaringan 5G (Freepik/Freepik)

Jakarta – Gaya hidup yang sudah serba digital membuat koneksi internet berkecepatan tinggi dan andal seakan jadi kebutuhan pokok kita saat ini. Bahkan bisa dibilang, sebagian besar dari kita sangat bergantung pada konektivitas internet.

Ya, dengan internet sekarang kita bukan cuma bisa berkomunikasi, tapi juga belajar, bekerja, menikmati hiburan, dan banyak lagi lainnya. Tak heran kalau akhir-akhir ini kehadiran 5G tengah jadi perhatian.

Pasalnya, kehadiran 5G akan membuat bekerja dari rumah, belajar, hingga belanja keperluan rumah dan obat-obatan akan lebih nyaman karena perusahaan penyedia platform meeting online, marketplace, hingga layanan telemedicine telah mendapat manfaat dari cloud untuk dukungan yang diberikan pada pendekatan berbasis data dan teknologi pengiriman mereka yang dapat diotomatisasi.

Hal inilah yang kemudian menjadi peluang baru bagi perusahaan untuk berkembang lebih jauh ke depan. Namun di sisi lain ada tantangan di depan mata karena kita perlu pendekatan baru untuk desain dan pengoperasian infrastruktur jaringan.

Hadirnya jaringan seluler 5G  sendiri akan memberikan perusahaan konektivitas yang lebih baik dan latensi yang lebih rendah. Hal ini memungkinkan perangkat merespons lebih cepat ke perangkat lain.

 5G akan mampu membantu perusahaan meningkatkan penawaran layanan mereka, bahkan menciptakan layanan baru yang lebih menguntungkan bagi pelanggannya dengan memanfaatkan banyak keuntungan yang ditawarkan 5G. Mulai dari analitik bisnis secara real-time hingga konektivitas yang lebih baik.

Tantangan yang Muncul dengan Transisi ke 5G

Dengan peluang yang menggiurkan tersebut, ternyata ada tantangan yang harus dihadapi saat beralih ke 5G. Penyedia layanan (Service Provider) akan terus mengalami transformasi digital. Sementara perusahaan perlu mendesain ulang mobile network dan IT architectures mereka dari awal dalam mempersiapkan penerapan 5G. Dari yang awalnya arsitektur jaringan berbasis alat yang monolitik, beralih dengan memanfaatkan IT architectures horizontal.

Nah dengan arsitektur 5G yang terdistribusi, muncul kebutuhan untuk mengurangi kompleksitas dalam penerapan (deploy), pengelolaan (manage), dan pemeliharaan (maintain) life cycle dari puluhan ribu kluster Kubernetes.

Dengan transisi 4G ke 5G, service provider juga harus mendukung virtual network functions (VNF) bersamaan dengan cloud-native functions (CNF). Sebab memiliki beberapa cloud stacks VNF dan CNF, akan membuat pengelolaan jaringan semakin sulit.

Saat service provider melanjutkan migrasi mereka, beberapa implementasi jaringan yang ada akan memiliki lingkungan Kubernetes yang terpisah (siloed), yang didasarkan pada implementasi vertical stack tervirtualisasi tertentu. Implementasi vertical stack terjadi ketika setiap vendor memperkenalkan infrastruktur mereka sendiri, sehingga meningkatkan penguncian (vendor lock-in) dan kompleksitas vendor.

Perlu kamu ketahui juga bahwa pendekatan vertical stack juga mempersulit penerapan beberapa layanan digital dan beban kerja (workload) yang dapat dengan mudah dipakai dan dikelola loh. Misalnya gaming, manufaktur, IoT, dan fintech. Jaringan yang didasarkan pada implementasi vertical stack juga dapat mengurangi keamanan jaringan perusahaan karena mereka sekarang perlu mempercayakan bahwa masing-masing vendor mengaktifkan enkripsi Kubernetes mereka.

Oleh sebab itu, mengoperasikan jaringan perusahaan kini jadi semakin rumit dengan banyak vendor yang membawa beberapa sistem operasional. Alhasil biaya operasi jaringan meningkat deh.

Manajemen lifecycle yang tepat juga jadi prasyarat karena kompleksitas yang diakibatkan jaringan 5G multi-cloud yang terdistribusi. Namun yang tak boleh dilupakan dan terpenting, sangat krusial untuk menjaga visibilitas ke dalam jaringan dengan perangkat yang tepat. Hal ini sangat diperlukan untuk mengelola dan memelihara seluruh jaringan secara end-to-end.

Perlu kamu ketahui juga, bagian penting dari jaringan 5G adalah kemampuan untuk memperbesar (scale-in) dan memperkecil (scale-out) sesuai kebutuhan untuk mengalokasikan kembali kapasitas dari satu aplikasi yang tidak memerlukannya ke aplikasi lain yang membutuhkan, bersama dengan kemampuan untuk menyesuaikan skala untuk mengakomodasi penggunaan use case edge enterprise. Dengan catatan, penskalaan (scale-in scale-out) hanya dapat berhasil jika dilakukan menggunakan suatu platform yang umum.

Menjawab tantangan tersebut, F5 sebagai perusahaan multi-cloud application security dan delivery dengan portofolio yang meliputi otomatisasi, security, performance,dan insight capabilities, sekali lagi hadir dengan solusi terdepan yang menyediakan platform horizontal untuk mengatasi kompleksitas penerapan jaringan 5G. Platform ini nantinya juga akan mampu mengoperasikan aplikasi dan layanan di berbagai platform cloud dari core ke far-edge dan hingga enterprise edge.

Country Manager F5 Indonesia, Surung Sinamo mengatakan, akuisisi Volterra oleh F5 baru-baru ini menjadi langkah penting pihaknya untuk menyediakan solusi berbasis SaaS kepada service provider suatu single platform untuk menghubungkan (connect), mengamankan (secure), dan mengamati (observe) aplikasi yang digunakan di berbagai cloud platform.

"Banyak perusahaan telah mengalami transformasi digital, memberikan layanan dan pengalaman digital kepada pelanggan mereka melalui aplikasi," kata Sinamo dalam Virtual Media Gathering F5, Kamis (1/7/2021).

1625141956-Ilustrasi-rawpixel.jpegSumber: Ilustrasi jaringan internet (Freepik/rawpixel.com)

"Sebagian besar perusahaan ini telah berusaha secara manual mengintegrasikan application logic, delivery dan security dari aplikasi di local dan wide area networks, public clouds, Content Delivery Networks (CDNs), dan edge infrastructures," jelas lebih lanjut.

Menurutnya, praktik ini memaksa perusahaan untuk mengadaptasi aplikasi mereka ke setiap vendor edge. Sehingga akan menyebabkan kompleksitas operasional yang berlebihan. Belum lagi dengan operasi yang kompleks, perusahaan bakal menghadapi risiko dari semakin meningkatnya serangan dan ancaman serangan siber seiring dengan kehadiran 5G. 

“Dengan Volterra, F5 dengan bangga menawarkan ground-breaking platform untuk membantu meningkatkan efektivitas keamanan di environment 5G, dan menyederhanakan manajemen dan operasi di lanskap multi-cloud yang heterogen,” kata Sinamo.

Volterra hadir menyediakan kemudahan dalam hal konektivitas, networking, deployment, dan management saat service provider mulai membangun jaringan 5G mereka. Volterra memiliki control plane yang terpusat serta data plane yang bisa di scale-out sehingga memungkinkan bisnis untuk mengimplementasikan aplikasi perusahaan hanya dengan mengklik tombol.

Inilah yang memungkinkan service provider mendapatkan waktu layanan yang lebih cepat untuk mulai memonetisasi investasi mereka, sambil memenuhi apa yang dijanjikan oleh 5G.

Sinamo menambahkan, Volterra menyediakan platform untuk mengelola semua aplikasi terdistribusi dari pusat data inti hingga edge, far-edge, dan enterprise edge. Volterra juga memberikan kepercayaan multi-cloud.

"Ini berarti bahwa Volterra menyediakan kemampuan untuk menghubungkan dan berbagi beban kerja dengan seluruh lingkungan terdistribusi dari beberapa penyedia public, private cloud dan edge," ungkapnya.

Nah menurut Sinamo, mengaktifkan kemudahan manajemen dengan visibilitas dan kontrol operasional sangat penting di lingkungan multi-cloud dengan banyaknya vendor dan tenant. Sehingga kehadiran solusi SaaS Volterra, perusahaan dapat menerapkan, mengelola, dan meningkatkan puluhan ribu klaster Kubernetes sambil mengelola akses identitas, kebijakan, dan keamanan yang konsisten di semua klaster. Menurutnya, menawarkan kemudahan penskalaan sambil mendukung manajemen siklus hidup yang lengkap juga sangat penting karena kompleksitas jaringan meningkat.

"Volterra mendukung OpEx, mengurangi time to market, dan mengurangi kompleksitas jaringan dengan mengkonsolidasikan layanan dan menawarkan single pane of glass untuk mengelola dan mengontrol jaringan," imbuh Sinamo.

Sehingga menurutnya implementasi 5G dan edge computing perlu disederhanakan, baik dalam hal penerapan dan operasinya. Bahkan dalam laporan IDG, 2,86 persen penyedia layanan menganggap mengintegrasikan solusi edge computing sangat menantang.

"Namun, dengan Volterra, mengimplementasikan edge sebagai layanan tidak lagi menantang atau rumit. Volterra menyediakan end-to-end networking dan layanan keamanan aplikasi di seluruh distributed cloud environment, menyederhanakan penerapan dan pengoperasian aplikasi terdistribusi," kata Sinamo.

Nah kemudahan dalam membangun, menggabungkan, mengamankan, dan menskalakan jaringan dengan Volterra ini memungkinkan perusahaan bisa beradaptasi dengan konvergensi telekomunikasi dan cloud IT dengan nyaman, memperluas telekomunikasi cloud ke enterprise edge untuk mendukung industri yang lebih luas dan mendorong inovasi yang lebih besar.

"Perusahaan akan memanfaatkan layanan 5G untuk membantu mereka fokus pada bisnis inti mereka, meningkatkan operasi, dan memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan mereka, dan mengandalkan F5 dan Volterra untuk delivery yang mulus dan keamanan yang terbaik," tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait