Asal Usul Kota Surabaya dan Rekomendasi Tempat Wisatanya

Surabaya – Kota Surabaya yang merupakan Ibu kota Provinsi Jawa Timur ini memiliki lambang ikonik tersendiri, yakni patung buaya dan ikan hiu yang terlihat tengah berkelahi.

Nah, ternyata patung tersebut tidak sembarang dibuat loh, melainkan ada ceritanya sendiri. Jadi, Surabaya nggak cuma terkenal dengan cerita perjuangan para pahlawannya ya, Urbanreaders.

Legenda Buaya dan Ikan Sura

Konon, terjadi perkelahian yang cukup sengit antara ikan hiu yang bernama Sura atau Suro dan buaya yang disebut Baya atau Boyo.

Keduanya dinilai begitu cerdik dan ganas ketika berkelahi. Namun, terdapat sifat jelek yang ada di diri mereka, yakni keduanya sama-sama rakus. 

Suatu hari, seperti hewan lainnya, mereka berkelahi dengan tujuan mendapatkan mangsa sebagai santapan. 

Perkelahian yang dilakukan di dalam air tersebut menyebabkan keduanya terluka hingga membuat air di sekitarnya berwarna merah karena darah. Terbayang ya seramnya?

Dalam pertarungan hebat ini, Baya mendapat gigitan dari Sura di pangkal ekor sebelah kanan, sehingga membuat ekornya terpaksa selalu membengkok ke kiri.

Sementara Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus, dan hal ini membuat Sura memutuskan untuk kembali ke lautan.

Pertarungan yang terjadi ini membuat masyarakat Surabaya terkesan dan akhirnya nama keduanya disatukan menjadi nama daerah setempat. Keduanya pun dibuatkan patung yang hingga saat ini jadi lambang Kota Surabaya.

Tempat Wisata di Surabaya

Buat kamu yang ingin berkunjung kesini, Surabaya memiliki sejumlah destinasi wisata yang menarik.

Dikutip dari Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, Surabaya memiliki sejumlah objek wisata alam seperti Kebun Binatang Wonokromo dan Pantai Kenjeran. 

Selain itu, kota ini juga mempunyai banyak wisata sejarah dari kenangan Soerabaja Tempo Doeloe, seperti gedung-gedung tua peninggalan zaman belanda dan jepang, salah satunya adalah Hotel Oranje atau Yamato. Jangan lupa juga foto-foto di Tugu Pahlawan ya, Guys.

Kota Surabaya juga memiliki kesenian tradisional yang tumbuh dan berusaha tetap dilestarikan. Diantaranya ada Ludruk, Gending Jula Juli Suroboyo, Tari Remo, Kentrung, Okol, Seni Ujung, Besutan, upacara Loro Pangkon, dan masih banyak lagi.