Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan saat Intermittent Fasting Diet

Jakarta — Intermittent fasting (IF) diet makin populer beberapa tahun terakhir. Metode diet dengan cara berpuasa ini disukai banyak orang karena bisa menurunkan berat badan dengan cepat.
Diet IF dilakukan selayaknya puasa. Orang yang melakukan diet ini hanya boleh makan di waktu tertentu. Makanan yang dikonsumsi pun tak boleh sembarangan. Spesialis Gizi Klinis dr Abdullah Firmansyah mengatakan bahwa menentukan keberhasilan intermittent fasting diet ditentukan dari pemilihan jenis makanan saat berbuka.
Menurutnya makanan terbaik untuk berbuka puasa setelah melakukan IF adalah jenis whole food atau makanan yang tidak diproses, seperti buah-buahan, gandum utuh, dan sayuran.
Sumber: Freepik
“Saat berpuasa, jumlah vitamin dan mineral dalam tubuh berkurang. Maka dari itu, sebaiknya berbuka puasa dengan makanan whole food atau yang tidak diproses seperti buah-buahan dan sayuran,” jelas pria yang akrab disapa Iman dalam IG Live URamadan.
Dr Iman menyebut orang yang melakukan diet IF tetap perlu mengonsumsi karbohidrat, tapi porsinya perlu dibatasi.
“Pola makan orang Indonesia cenderung banyak karbohidrat dan kurang protein. Usahakan konsumsi protein lebih banyak. Protein kan banyak macamnya, ada ikan, ayam, telur, jadi nggak cuma daging saja,” kata dr Iman.
Sementara itu, ada beberapa jenis makanan dan minuman yang perlu dihindari saat melakukan diet IF. Salah satunya yang memiliki kadar gula tinggi.
“Makanan yang tidak dianjurkan dalam intermittent fasting diet, makanan atau minuman bergula tinggi, tapi kalau gula sebagai bumbu masak masih aman,” ujar dr Iman.
“Dilarang buka puasa dengan makanan yang mengandung tepung, apapun jenisnya, misalnya roti, mie, oatmeal, cereal. Jika mau konsumsi karbohidrat, sebaiknya pilih nasi atau kentang,” pungkasnya.