Naik Gunung saat New Normal Belum Aman, Ini Alasannya!

Jakarta - Memasuki era new normal, wisata pendakian gunung kembali menarik perhatian banyak pihak nih, guys. Pasalnya, ketika beberapa gunung dibuka, pengunjung langsung membeludak memenuhi jalur-jalur pendakian, seperti yang sempat terjadi di Gunung Gede.
Meskipun Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) sudah mengeluarkan protokol kesehatan dalam pendakian, tapi amankah mendaki gunung di era new normal?
Menurut Galih Donikara, pendaki senior yang merupakan EIGER Adventure Service Team (EAST) Manager, mendaki di saat seperti ini masih belum aman, guys.
Ia menjelaskan, seperti halnya dalam ekspedisi dan pendakian gunung, ada istilah Window Summit yaitu menunggu waktu terbaik dan paling aman untuk summit attack. Bisa berhari-hari atau satu hari saja.
"Selama ‘jendela’ puncak belum terbuka, selama itu pula pendaki harus sabar menanti dengan melakukan simulasi pendakian. Sementara itu, para high altitude sherpa tetap membuat jalur yang jelas untuk dapat digunakan para pendaki ketika puncak dibuka," ujar Galih lewat siaran pers yang diterima Urbanasia, Selasa (22/9/2020).
Kondisi sekarang menurutnya bisa diibaratkan kita semua sedang menunggu window summit terbuka. Jika biasanya kita menunggu karena cuaca, sekarang menunggu kondisi COVID-19 mereda.
“Jadi untuk sekarang ini, main aman dulu aja. Tetap aktif dengan melakukan simulasi-simulasi kecil di sekitar rumah atau bukit-bukit kecil yang aman, di remote area, pada hari biasa agar tidak padat dan lakukan dengan kelompok kecil," jelasnya.
Ia menambahkan, pendaki yang ingin mendaki di kawasan Himalaya misalnya, rela menunggu satu tahun untuk dapat mendaki di antara bulan April sampai bulan Juni agar aman dan nyaman melaksanakan pendakian.
Nah, sama halnya dengan kondisi sekarang ini, guys. Masih ada waktu toleransi buat para pendaki untuk mendaki gunung pada waktu yang tepat nanti.
"Jangan sampai tujuan kita naik gunung untuk sehat, malah membawa penyakit ke rumah. Yang perlu diingat, tujuan mendaki gunung adalah untuk kembali ke rumah dengan selamat, tegas Galih.