URguide

Bahaya Erotomania: Delusi Dia Mencintai Kamu

Riliv, Kamis, 4 Maret 2021 19.16 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bahaya Erotomania: Delusi Dia Mencintai Kamu
Image: Bahaya erotomania (Photo by cottonbro from Pexels)

Jakarta - Bahaya erotomania atau delusi cinta mengancam banyak wanita atau pria.  Erotomania adalah gejala obsesi berlebihan pada orang lain dan merasa orang itu sangat mencintainya padahal faktanya tidak demikian. Erotomania dapat diartikan sebagai penyakit delusi yang menganggap orang yang lebih 'tinggi' darinya, seperti selebriti, sangat mencintainya.

Dalam penjelasan oleh Joe Pierre M.D, dalam Psychology Today, Erotomania dibahas pada tahun 1921 oleh seorang psikiater Perancis dalam makalahnya yang merinci lima kasus, sehingga Erotomania menjadi dikenal sebagai 'De Cleramault’s Syndrome'.

Saat ini, erotomania dianggap sebagai gangguan delusi yang dapat ditemukan pada kondisi kejiwaan lain, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar. Erotomania makin banyak diderita oleh milenial karena efek penggunaan media sosial secara sering.

Pasien dari Joe Pierre, bercerita bahwa dirinya memiliki ikatan khusus dengan selebriti impiannya. Padahal, selebriti itu tidak mencintainya, dan bahkan tidak pernah berkomunikasi dengannya.

Ia merasa bahwa selebriti itu memberikan semacam 'kode' kepadanya setiap mengunggah sesuatu di sosial medianya.  Sosial media dianggap dapat memicu atau memperburuk delusi cinta yang dimiliki oleh pasien erotomania. 

Gejala erotomania atau delusi cinta

Gejala utama dari gangguan ini adalah keyakinan kuat bahwa ia sedang dicintai oleh seseorang, walaupun tidak ada bukti cinta dari orang itu. Adapun gejala umum dari erotomania adalah:

-Obsesi berlebihan kepada orang yang dianggap mencintainya

-Cemburu berlebihan pada orang tersebut bila bersama orang lain

-Mengirim pesan melalui media sosial sampai meneror orang lain

-Tidak memiliki semangat untuk beraktivitas selain membicarakan orang tersebut

1614860085-Penyebab-erotomania-(Photo-by-cottonbro-on-Pexels).jpgSumber: Penyebab erotomania (Photo by cottonbro on Pexels)

Penyebab erotomania

Erotomania dapat terjadi akibat komplikasi dari gangguan kejiwaan lain. Gangguan ini dapat muncul karena berkaitan dengan gangguan lain, contohnya adalah sebagai berikut ini:

-Skizofrenia

-Skizoafektif

-Gangguan Bipolar

-Penyakit Alzheimer

-Gangguan Depresi Mayor dengan gejala psikotik

Erotomania juga dapat muncul akibat stres dan trauma yang parah. Ditambah lagi dengan perkembangan teknologi saat ini, menurut beberapa penelitian studi kasus, delusi cinta erotomania ini pemicunya adalah media sosial. Media sosial dianggap telah menghilangkan privasi seseorang, dan mereka dapat dengan mudah stalking akun sosial media objek cintanya.

Gangguan erotomania ini hanya dapat disembuhkan dengan pergi ke ahlinya seperti psikolog atau psikiater dan penanganannya berupa kombinasi terapi dan obat-obatan. Obat antipsikotik tipikal biasanya akan diberikan kepada pasien.

Adapun obat lainnya, seperti Olanzapine, Risperidone, dan Clozapine. Gangguan ini hanya akan sembuh apabila pasien melakukan konseling dan psikoterapi.

Kasus ekstrim erotomania

Contoh kasus dari gangguan erotomania atau delusi cinta yang menghebohkan dunia adalah kasus yang melibatkan penyanyi Madonna.

Pada tahun 1995, Madonna memiliki fans bernama Robert Hoskins yang mengidap gangguan ekstrem erotomania. Ia merupakan tunawisma yang merasa bahwa Madonna adalah jodohnya.

Ia mencoba masuk ke dalam rumah Madonna berkali-kali. Upaya pertama yang dilakukannya berhasil digagalkan oleh penjaga rumah Madonna. Upaya kedua, ia kemudian berhasil ditangkap polisi hingga ditembak.

Robert Hoskins juga pernah menitipkan pesan ancaman ke bodyguard Madonna, bahwa Madonna harus menikahinya atau ia akan mengiris tenggorokan Madonna.

Robert Hoskin meneror Madonna hingga dirinya seringkali mengalami mimpi buruk. Pada akhirnya, Robert Hoskin dipenjara selama 10 tahun, bahkan saat berada di penjara pun, ia masih mengidolakan Madonna. 

Robert Hoskins didiagnosa mengidap gangguan mental, yaitu erotomania oleh dokter dan dimasukkan ke fasilitas kesehatan mental.

Melihat contoh kasus dari Robert Hoskins ini, tentu saja membuka mata kita akan bahaya erotomania atau gangguan delusi cinta. 

Nah Dear, gangguan erotomania ini adalah gangguan delusi berlebihan. Kamu sudah membaca dan mengetahui bahaya erotomania. Jika kamu memiliki dan mengidolakan seseorang tapi tidak sampai membahayakan orang tersebut dan menyebabkan delusi, itu bukan erotomania.

Akan lebih baik jika kamu tidak self-diagnose ya, Dear! Jika kamu merasa obsesimu sudah berlebihan, kamu tidak dapat mengontrolnya, sampai membahayakan dirimu sendiri atau orang yang kamu idolakan, segera konsultasi pada ahlinya ya!

Referensi:

1. Pierre M.D, Joe. 2019. Erotomania: When Love is a Delusion. Retrieved from: Psychology Today.
2. Ramsland Ph.D, Katherine. 2012. Celebrity Stalkers. Retrieved from: Psychology Today.
3. Baird Ph.D., Amee. 2020. The Tragedy of Erotomania. Retrieved from: Psychology Today.

Artikel ini ditulis oleh Tizani Azalia dari Riliv, aplikasi kesehatan mental yang terdiri dari meditasi online dan konseling psikologi online, dan telah membantu lebih dari 150.000 pengguna agar lebih sehat mental.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait