URstyle

IDAI Sarankan Hindari Pemberian Sirup Paracetamol saat Anak Demam

Priscilla Waworuntu, Selasa, 18 Oktober 2022 20.55 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
IDAI Sarankan Hindari Pemberian Sirup Paracetamol saat Anak Demam
Image: Ilustrasi - pemberian obat sirup. (freepik.com/freepik)

Jakarta - Penyakit ginjal akut yang belakangan ini banyak diderita oleh anak-anak, membuat masyarakat menjadi waspada. Dengan begitu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan orang tua untuk menghindari pemberian obat sirup paracetamol bagi anak yang sedang mengalami demam.

"Dugaan dari Gambia, Afrika, ada kandungan dietilen glikol dan etilen glikol pada sirup obat. Untuk kewaspadaan dini, kita hindari dulu obat sirup sambil di awasi ada tidaknya obat itu di Indonesia," ujar Piprim Basarah Yanuarso, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dikutip dari ANTARA, Selasa (18/10/2022).

Menurutnya, obat antibiotik dan yang mengandung paracetamol saat ini sudah sangat banyak di pasaran. Terkadang, beberapa orang tua juga memberikan obat ini untuk menurunkan demam yang diderita oleh anak.

"Yang dihadapi sekarang adalah obat sirup paracetamol atau obat pilek batuk lainnya yang ada campuran dietilen glikol dan etilen glikol," jelasnya.

Anjuran ini diberikan sebagai bentuk kewaspadaan dini yang bisa diterapkan oleh para orang tua berdasarkan kasus masifnya kematian anak-anak di Gambia, Afrika Selatan. Selain itu, Piprim juga merekomendasikan kepada Kemenkes untuk menghindari konsumsi obat dengan kandungan paracetamol.

Piprim mengajak orang tua untuk ikut kembali pada metode pengobatan konservatif untuk menurunkan demam pada anak, salah satu caranya adalah dengan memberikan istirahat yang cukup dan tidak menggunakan antibiotik.

"Pakai cara konservatif dulu, kecuali ada komorbid seperti asma, pneumonia itu butuh obat serius. Kalau batuk dan pilek karena cuaca, cukup istirahat, cukup jangan gunakan antibiotik," terang Piprim.

Saat ini, IDAI telah menghimpun total 192 kasus gagal ginjal akut dari total 20 provinsi di Indonesia sejak Januari hingga saat ini. Komposisi pasien sebagian besar balita. DKI Jakarta menempati jumlah laporan terbanyak mencapai 50 kasus, kemudian Jawa Barat dan Jawa Timur masing-masing 24 kasus, dan Sumatera Barat 21 kasus.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan masih menunggu hasil rekomendasi tim dan uji laboratorium penyebab gagal ginjal akut di Indonesia.

"Kami masih menunggu laporan tim dan uji laboratorium," kata Nadia.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait