URguide

Kisah Sukses Alumni UM Surabaya Raih Miliaran Rupiah dari Bisnis Konveksi

Shelly Lisdya, Jumat, 9 Desember 2022 16.35 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kisah Sukses Alumni UM Surabaya Raih Miliaran Rupiah dari Bisnis Konveksi
Image: Hajar Milad Satriawan Wisudawan UM Surabaya yang Sukses Geluti Bisnis Konveksi (Humas)

Surabaya - Menjadi seorang mahasiswa harus bisa mengembangkan potensi diri seluas mungkin. Tak melulu berkutat dengan perkuliahan, tapi mahasiswa juga mencoba hal baru dengan merintis wirausaha.

Kisah inspiratif datang dari wisudawan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Hajar Milad Satriawan, mahasiswa Fakultas Ekonomi asal Lamongan, Jawa Timur, ini berhasil menggeluti bisnis konveksi dengan omset puluhan juta setiap bulan hingga miliaran di setiap tahunnya.

Laki-laki yang biasa dipanggil Hamas tersebut membagikan perjalanan kariernya yang jatuh bangun sebelum usaha konveksinya sukses.

Rupanya saat masuk kuliah pada 2021 Hamas mendapatkan beasiswa atlet selama 1 tahun karena ia aktif sebagai atlet Tapak Suci. Di tahun kedua untuk tetap bisa melanjutkan kuliah dan bisa survive di Surabaya ia harus bekerja sebagai ojek online di siang hari dan berjualan gorengan saat malam hari .

Bekerja sebagai ojek online dan berjualan gorengan ia lakukan sejak semester 3. Namun hal tersebut tidak bertahan lama untuk berjualan gorengan. Pada semester 4 ia berpikir bagaimana caranya bekerja sendiri dan ingin membuka lapangan kerja, karena ia merasa tidak memiliki waktu istirahat.

Di semester 4, Hamas menjadi pialang atau makelar konveksi, karena ia melihat peluang teman-temannya yang mencari konveksi, akhirnya dari satu konveksi ke konveksi yang lain ia melakukan kerjasama. Hal itu dilakukan untuk membayar kuliah dan biaya makan di Surabaya.

Saat merasa peluang di konveksi besar, ia masih melanjutkan pekerjaannya sebagai ojek online hingga semester 6. Ekonomi yang sulit membuat ia bermimpi besar, di semester 4 ia sudah berpikir untuk menabung untuk membeli mesin sendiri.

“Masih ingat betul waktu itu saya punya modal Rp 1 juta, saya buat untuk membeli alat-alat sablon bekas, usaha itu saya lakukan di kos-kosan daerah Jojoran Surabaya,” cerita Hamas, dikutip Urbanasia, Jumat (9/12/22).

Ketika masuk semester 6 ia berhenti menjadi ojek online ia fokus pada usaha konveksinya karena berhasil menambah beberapa mesin.

“Alhamdulillah saat ini sudah ada 15 mesin yang saya miliki sendiri dan semuanya beroperasi di Lamongan dan sedang proses pembangunan untuk kantor konveksi dan akan membuka cabang di daerah Sekaran Lamongan,” ujar Hamas.

Di tengah kesuksesannya saat ini rupanya Hamas memilih kembali ke kota kelahiran dan membesarkan usaha konveksinya di sana karena ibunya seorang diri bersama adik yang masih sekolah SMP.

Meski tak lulus tepat waktu dan sempat melakukan cuti ia merasa apa yang terjadi dalam hidupnya adalah pelajaran berharga dan harus selalu disyukuri bagaimanapun kondisinya.

“Kalau saya tidak mencoba merubah nasib saya, kehidupan akan terus stagnan seperti ini, Ibu saya hanya penjahit di desa dan guru swasta honorer,” imbuhnya lagi.

Berkat kegigihannya Hamas saat ini telah memiliki 15 karyawan total dari divisi jahit, sablon sama border computer. Penghasilan omset perbulan juga cukup fantastis, ia bisa menghasilkan puluhan juta setiap bulannya, bahkan dalam waktu satu tahun ia bisa menghasilkan Rp 1 miliar.

“Saya memberi nama usaha saya Hamas Garment itu sebenarnya adalah nama yang melekat dalam diri saya dan sebagai personal branding, semoga harapannya usaha ini semakin besar dan memiliki banyak manfaat untuk orang lain,” katanya.

Ia memiliki prinsip modal terbaik bukan uang, modal terbaik adalah waktu muda dan semangat pantang menyerah.

“Laki-laki nangis boleh, nyerah jangan,” tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait