URnews

Kronologi Bentrokan Polisi dan Simpatisan Rizieq Shihab Versi FPI

Nivita Saldyni, Selasa, 8 Desember 2020 10.46 | Waktu baca 7 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kronologi Bentrokan Polisi dan Simpatisan Rizieq Shihab Versi FPI
Image: Front Pembela Islam. (Istimewa)

Jakarta - Front Pembela Islam (FPI) kembali buka suara soal penembakan enam simpatisan Habib Rizieq di kilometer 50, Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12/2020) lalu. 

Lewat siaran pers resminya, Ketua Umum DPP FPI Ahmad Shabri Lubis membeberkan kronologi penembakan enam laskar FPI.

"Dengan banyaknya beredar voice note yang diframing seolah-olah ada serangan dari para laskar pengawal IB HRS, padahal voice note yang beredar bila didengarkan dengan seksama dan akal sehat justru menggambarkan bahwa pihak yang diakui polisi sebagai aparat tidak berseragam itulah yang berupaya masuk kedalam barisan konvoi IB HRS dan melakukan manuver untuk mengganggu, memepet, dan memecah barisan konvoi rombongan IB HRS," kata Ahmad mengawali keterangannya.

Berikut Urbanasia rangkum untuk kamu, kronologi lengkap penembakan enam laskar FPI dari keterangan FPI:

1. Rombongan HRS dan FPI Diikuti Orang Tak Dikenal sejak keluar rumah pada Minggu (6/12/2020) malam

Menurut Ahmad, kejadian tersebut berawal saat HRS dan keluarga keluar dari Perumahan The Nature Mutiara Sentul Bogor, Minggu (6/12/2020) malam. 

Saat itulah, FPI mengatakan bahwa rombongan HRS mulai diikuti oleh sekelompok orang tak dikenal yang berada di dalam mobil Avanza berwarna hitam dengan nopol B 1739 PWQ & Avanza silver, serta beberapa mobil lainnya.

Menurut para saksi dari tim pengamanan HRS dan keluarga, mobil-mobil 'penguntit' itu telah bersiaga sejak dua hari sebelumnya di dekat Perumahan The Nature Mutiara Sentul. Saksi mengaku melihat beberapa orang yang menggunakan masker.

"Sejak penguntitan di rumah IB HRS di Sentul, para laskar pengawal IB HRS tidak pernah ditunjukkan oleh para penguntit, identitas berupa KTA Polisi, Surat Tugas mau pun identitas lain sebagai aparat hukum, sehingga laskar pengawal IB HRS memahami bahwa orang-orang yang menguntit adalah Orang Tidak Dikenal yang ditugaskan mengganggu dan mengancam keselamatan IB HRS dan Keluarga," tegasnya.

Nah dalam perjalanan itu, rombongan berencana menuju ke tempat pengajian keluarga sekaligus peristirahatan dan pemulihan kesehatan di Karawang. 

Dari Sentul, rombongan masuk ke Tol Jagorawi arah Jakarta, lalu via jalan Tol Lingkar Luar Cikunir dan ambil arah Tol Cikampek.

2. Rombongan HRS dan FPI terdiri dari 51 orang yang terbagi ke 8 mobil

Dalam perjalanan tersebut, ada 8 mobil yang ikut dalam rombong HRS yang terdiri dari 4 mobil keluarga HRS dan 4 mobil Laskar FPI sebagai tim pengawal.

"Rombongan keluarga terdiri dari IB HRS dan menantu serta seorang ustad keluarga, tiga orang sopir, 12 wanita dewasa, tiga bayi, dan enam balita. Sementara mobil Laskar FPI berisi 24 orang yang tiap mobilnya berisi enam orang Laskar, termasuk sopir," jelas Ahmad.

Nah, sejak keluar rumah hingga di perjalanan itulah, Ahmad menjelaskan bahwa mobil-mobil tadi terus mengikuti rombongan. Bahkan saat di tol, beberapa mobil mencoba masuk ke dalam barisan rombongan.  

"Selama perjalanan di tol ada upaya-upaya dari beberapa mobil yang ingin mepet dan masuk ke dalam konvoi rombongan IB HRS. Tentu saja, sebagai tim pengawal dan pengaman, respon dari tim adalah mengamankan rombongan IB HRS dan keluarga dari pihak yang menggangu tersebut, dengan cara menjauhkan mobil para pengganggu agar TIDAK masuk kedalam rombongan keluarga IB HRS dan TIDAK melakukan manuver mepet ke mobil rombongan keluarga IB HRS," jelasnya.

Orang-orang yang berada di mobil tak dikenal itu, kata Ahmad tak pernah sekalipun menunjukkan identitas sebagai aparat hukum.

"Selama manuver manyalip, memepet dan upaya memecah konvoi rombongan IB HRS tersebut, pihak aparat berpakaian preman tersebut TIDAK ADA dan TIDAK PERNAH menunjukkan identitas dan perilaku sebagai aparat hukum. Perilaku petugas berpakaian preman tersebut lebih mencerminkan perilaku premanisme yang berbahaya dan mengancam keselamatan rombongan keluarga IB HRS, termasuk para bayi dan balita yang ada dalam kendaraan rombongan keluarga IB HRS," pungkasnya.

Dari pengakuan FPI, beberapa perilaku membahayakan pengendara lain telah dilakukan sekelompok orang tak dikenal itu. Salah satunya, mobil jenis SUV Fortuner/Pajero (belum terverifikasi) berwarna hitam dengan nopol tertera B 1771 KJL memepet salah satu mobil rombongan HRS dan mengacungkan jari tengahnya saat melintas tol Cikunir.

"Setelah itu ada beberapa mobil lainnya yang juga terus mengintai dari belakang, namun selalu dicegah mobil Laskar agar tidak mendekat dan masuk ke dalam rombongan konvoi," imbuhnya.

3. Rombongan Masih Terus Diintai 3 Mobil Tak Dikenal hingga Keluar Pintu Tol Karawang Timur, Senin (7/12/2020) Dini Hari

Setelah keluar pintu Tol Karawang Timur pada Senin (7/12/2020), sekitar pukul 00.10 WIB, FPI melihat masih ada tiga mobil yang mengikuti rombongan HRS dan keluarga, yaitu Avanza hitam B 1739 PWQ, Avanza silver B ---- KJD, dan Avanza putih K ---- EL yang tidak teridentifikasi nopol-nya. Mobil-mobil ini, kata FPI terus berusaha masuk rombongan HRS.

"Tiga mobil penguntit tersebut berhasil dijauhkan oleh dua mobil berisi Laskar yang posisinya paling belakang, yaitu salah satunya Chevrolet dengan plat B 2152 TBN Green Metalic yang memuat 6 Laskar khusus bertugas pengawalan dari DKI Jakarta yang kemudian menjadi korban penculikan dan pembantaian," ungkap Ahmad.

4. Satu Mobil Rombongan FPI Hilang dari Pantauan

Saat mobil rombongan lain berhasil melanjutkan perjalanan ke pintu rol Karawang Barat dan masuk tol arah Cikampek untuk beristirahat di Rest Area kilometer 57, satu mobil Laskar diketahui hilang dari pantauan.

"Mobil Laskar Khusus DKI (Cevrolet B 2152 TBN), saat mengarah ke pintu tol Karawang Barat, berdasarkan komunikasi terakhir dikepung oleh tiga mobil pengintai kemudian diserang. Ketika itu, salah seorang laskar yang berada di mobil Avanza yang tengah beristirahat di kilometer 57 terus berkomunikasi dengan Sufyan alias Bang Ambon, Laskar yang berada dalam mobil Cevrolet B 2152 TBN. Telpon ketika itu terus tersambung," jelasnya.

Selama telepon tersambung, kata Ahmad, sempat terdengar suara Bang Ambon mengatakan 'tembak sini tembak', seakan mengisyaratkan ada orang yang mengarahkan senjata ke rombongan.  

"Setelah itu terdengar suara rintihan laskar yang kesakitan seperti tertembak," pungkasnya.

Ahmad mengatakan, saat itu Laskar di rombongan HRS mencoba menghubungi Faiz, salah satu Laskar di Cevrolet B 2152 TBN. Namun terdengar suara orang yang kesakitan seperti habis tertembak.

"Dan seketika itu telpon juga terputus," imbuhnya.

5. 6 Orang Laskar FPI Dikabarkan Hilang dan Tak Diketahui Keberadaannya

Hingga Senin (7/12/2020) siang, enam orang Laskar di dalam mobil Cevrolet itu belum juga bisa dihubungi dan tak ada yang tahu keberadaannya. Mereka adalah Andi Oktiawan (33), Ahmad Sofyan (26), Faiz Ahmad Syukur (22), Muhammad Reza (20), Lutfi Hakim (27), dan Muhammad Suci Khadavi (21).

"Sampai Senin pukul 12.00 WIB kami masih mencari keberadaan enam Laskar tersebut di berbagai rumah 
Sakit dan tempat-tempat lainnya. Sampai saat itu kami belum mengetahui keadaan dan keberadaan enam Laskar tersebut," jelas Ahmad.

6. Senin (7/12/2020) siang, Polda Metro Jaya Ungkap Telah Menembak Mati 6 Laskar FPI

Saat FPI masih melakukan penelusuran dan pencarian enam orang Laskar yang hilang tersebut, tiba-tiba Polda Metro Jaya melakukan konferensi pers.

"Ketika Kapolda Metro Jaya melakukan konferensi pers dan memberikan informasi bahwa enam Laskar tersebut ditembak mati, barulah kami mengetahui kondisi enam orang Laskar yang ada dalam mobil Chevrolet sudah dalam keadaan syahid," jelas Ahmad.

Oleh sebab itu, FPI mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh pihak kepolisian sangat berbanding terbalik dengan fakta yang terjadi di lapangan. 

7. FPI Bantah Sejumlah Tudingan Polisi

"Perlu kami tegaskan bahwa TIDAK BENAR laskar pengawalan melakukan penyerangan, yang terjadi justru Rombongan IB HRS yang diganggu dan terancam keselamatannya serta diserang," kata Ahmad.

Ia pun membantah bahwa Laskar FPI memiliki senjata api dan melakukan penembakan. Sebab menurutnya, Laskar FPI tidak ada yang dibekali atau membekali diri dengan senjata apa pun juga.

"DPP FPI melihat bahwa tindakan penguntitan dan gangguan terhadap IB HRS hingga pembantaian terhadap enam orang laskar kami adalah terencana, sistematis dan memiliki struktur komando. Sehingga patut dipertanyakan dengan sangat mendalam, perkara yang dituduhkan kepada IB HRS adalah hanya sekedar pelanggaran protokol kesehatan, namun pengintaian, penguntitan, gangguan dan berpuncak pada pembunuhan/pembantaian secara keji oleh pihak yang diakui sebagai aparat penegak hukum," ungkapnya.

FPI menilai, hal ini sangat tidak proporsional jika itu dilakukan hanya sekedar perkara pelanggaran protokol kesehatan.

"Kami juga menuntut penjelasan, apabila benar aparat yang mengintai, menguntit, dan mengganggu perjalanan rombongan keluarga IB HRS berasal dari satuan penegakan hukum apa? Berapa orang yang terkena tembakan sehingga harus melakukan tindakan pembunuhan terhadap enam orang Laskar kami?" imbuhnya.

Terkahir, FPI juga menuntut pihak kepolisian untuk segera menyerahkan enam jenazah Laskar FPI itu kepada pihak keluarga, melalui kuasa hukum keluarga yang sudah ditunjuk.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait