URnews

Malaysia Akan Klaim Reog Ponorogo, Netizen Murka Lewat Petisi Online

Shinta Galih, Senin, 11 April 2022 12.08 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Malaysia Akan Klaim Reog Ponorogo, Netizen Murka Lewat Petisi Online
Image: Reog Ponorogo (ponorogo.go.id)

Jakarta - Rencana Malaysia mengklaim Reog Ponorogo sebagai warisan budaya negaranya ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengundang reaksi keras netizen di Indonesia. Petisi online #SaveReogPonorogo pun bergema, puluhan ribu netizen telah menekennya.

Petisi tersebut dibuat oleh Ponorogo Hebat di situs Change.org. Dijelaskan, berdasarkan Lokakarya Pengusulan ICH UNESCO tanggal 15-16 Februari  2022, Tim Penilai yang terdiri atas Tim Juri dan Tim Direktorat Jenderal  Kebudayaan memberikan rekomendasi usulan WBTb Indonesia untuk  diajukan ke dalam Daftar ICH-UNESCO adalah:
1. Tempe,
2. Reog Ponorogo,
3. Budaya Sehat Jamu,
4. Ulos,
5. Tenun Ikat Sumba Timur,
6. Kolintang.

Tim Pengusul Reog Ponorogo telah menyerahkan Format Nominasi disertai kelengkapannya sesuai dengan persyaratan kepada Direktorat Jenderal Kebudayaan paling lambat 14 Maret 2022.

Setelah dilakukan penilaian terhadap Format Fominasi maka Tim Penilai yang terdiri atas Tim Juri dan Tim Direktorat Jenderal Kebudayaan memberikan rekomendasi usulan WBTb Indonesia untuk  diajukan ke dalam Daftar ICH-UNESCO adalah REOG PONOROGO.

Namun dalam perjalanannya, Menteri Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim melakukan intervensi sepihak dan tidak memperhatikan rekomendasi Tim Penilai dengan memilih Budaya Sehat Jamu untuk diajukan dalam daftar ICH-UNESCO.

Nadiem Makarim dinilai mengabaikan kesenian Reog Ponorogo yang kondisinya terancam punah.

"Di saat Pemerintah Malaysia berencana mengklaim dan mengajukan kesenian Reog sebagai kebudayaan negaranya ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Pemerintah Indonesia terkesan abai dengan tidak memasukan kesenian Adhi Luhung Reog Ponorogo ke dalam daftar ICH UNESCO. Kesenian Adhi Luhung Reog Ponorogo dikalahkan oleh jamu," tulis Ponorogo Hebat dalam keterangan petisi tersebut.

Kesenian Reog Ponorogo menjadi satu-satunya warisan budaya yang masuk dalam prioritas pertama yang diusulkan dalam berkas usulan daftar warisan budaya tak benda yang membutuhkan perlindungan mendesak  (form ICH-01), sementara warisan budaya yang lain tidak masuk dalam prioritas tersebut.

“Kami terus terang kaget dengan keputusan Mendikbud Ristek yang mengabaikan suara wong cilik. Kami selama pandemi COVID-19 merasakan betul kesulitan itu. Para seniman menjerit karena kesulitan melakukan pentas. Ditambah dengan berita klaim Reog oleh Malaysia yang mau mendaftarkan Reog ke UNESCO, Reog justru dipinggirkan. Negara tidak hadir untuk rakyat! Kami minta Menteri merevisi keputusannya dan mengusulkan Reog ke UNESCO sebagai bukti keberpihakan pada wong cilik!," ujar Hari Purnomo salah satu tokoh seniman Reog Ponorogo. 

Hingga berita ini ditulis, sudah ada 29.467 orang yang meneken petisi itu. Bahkan, sejumlah netizen pun meluapkan emosinya di kolom komentar.

"Agak bingung ama Malaysia yg mau ngeklaim Reog Ponorogo, dari namanya aja udh Reog Ponorogo loh, "PONOROGO". Emg kota Ponorogo ada ya di Malaysia? Ga habis pikir gw, ga malu apa yak?," tulis salah satu netizen.

"Saya Peduli dengan kesenian budaya Indonesia dan tidak ingin kesenian peninggalan nenek moyang kita di claim oleh negara tetangga. NKRI HARGA MATI!!!," ungkap lainnya.

"Reog itu dimiliki oleh Indonesia, khususnya warga Ponorogo. Jadi tidak etis jika kemudian justru diklaim sebagai budaya Malaysia. Dasarnya apa mereka!," kata netizen lain.

Nah, gimana nih menurut Urbanreaders?

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait