URtainment

Mengenal Hartanto, Influencer Kuliner di Balik Konten HungryFever

Shelly Lisdya, Kamis, 22 September 2022 09.56 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Hartanto, Influencer Kuliner di Balik Konten HungryFever
Image: Influencer kuliner, Hartanto. (Instagram/hungryfever)

Jakarta - Sosok influencer, content creator, dan Key Opinion Leader (KOL) di Indonesia kini kian bertambah, hal ini ditujukan bagi para pelaku bisnis sebagai senjata digital marketing.

Salah satu influencer kuliner yang menciptakan pasarnya tersendiri melalui konten makan-makan di akun Instagram @hungryfever adalah Hartanto, yang sudah aktif sejak 2015.

Namun siapa sangka jika Hartanto merupakan lulusan cumlaude Universitas Tanjungpura jurusan Ekonomi Manajemen. Tak hanya membahas makanan saja, ia juga kerap mengunggah video edukasi dan rekomendasi terkait kuliner.

"Saya adalah seorang yang antusias terhadap industri food and beverage (FNB) yang sudah saya tekuni sejak tahun 2015 sampai sekarang," katanya kepada wartawan, Rabu (21/9/22).

"Terlebih lagi saat pandemi, saya sering membuat konten untuk mengedukasi ke masyarakat bahwa siapa saja bisa masak dengan konten masak simple di bawah satu menit," lanjutnya.

Hartanto yang tak kehabisan meluapkan ide kreatifnya tentang kuliner, menjadikan konten-konten edukatif akun HungryFever banyak disukai. HungryFever ingin menunjukkan bahwa bidang kuliner itu menarik, dengan mengunggah video-video memasak simpel berdurasi kurang dari 1 menit.

Berkat kerja kerasnya, Hartanto pernah menjadi partner Singapore Tourism Board untuk mempromosikan kuliner Singapura di Indonesia. Selain itu, Ia juga menjadi talent di YouTube Creator Camp. 

Hartanto pun punya banyak pengalaman bekerja sama dengan brand besar di Indonesia, seperti KFC, Pizza Hut, McDonalds, Aqua, Tokopedia, dan Shopee. 

Di Indonesia sendiri, Hartanto mengungkapkan tren bisnis kuliner dan perspektifnya tentang industri kuliner di negara tetangga.

"Berbicara tentang kuliner Singapura pasti nggak bisa lepas yang namanya makanan ala hawker. Kebanyakan orang Singapura makan di hawker, bukan cuma tourist aja," kata Hartanto.

Hawker sendiri merupakan makanan yang 'ringan di kantong' tapi memiliki banyak pilihan.  

"Dari yang tren sekarang sudah jadi lifestyle di sana. Sejak Michelin sudah masuk di Singapura, kebanyakan hawker sangat menjaga kualitas makanannya agar dinilai baik oleh Michelin dan nilai yang baik akan menguntungkan hawker-nya itu sendiri dari segi penjualan," beber Hartanto. 

"Menurutku hawker di Indonesia juga nggak kalah enak kok makanannya. Bahkan di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, hawker tetap banyak peminat karena dari harganya yang bersahabat dan cita rasa nya lebih otentik," ungkapnya.

"Cuma sayang Michelin belum masuk ke Indonesia. Saya yakin dengan adanya Michelin, industri kuliner di Indonesia pasti akan lebih maju," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait