URstyle

Mengenal RSV, Virus yang Menyerang Anak-anak di Amerika Serikat

Priscilla Waworuntu, Rabu, 2 November 2022 16.55 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal RSV, Virus yang Menyerang Anak-anak di Amerika Serikat
Image: Ilustrasi pasien RSV. (Freepik/lifeforstock)

Jakarta - Rumah sakit anak di Amerika Serikat (AS), belakangan ini dipenuhi pasien penyakit pernapasan atau dikenal RSV pada bayi dan anak-anak. Menurut informasi, kasus RSV ini sebenarnya sempat menurun dua tahun lalu ketika pandemi COVID-19 menutup sekolah dan penitipan anak.

Namun, pada 2021 setelah pembatasan COVID-19 dilonggarkan, para dokter mulai melihat adanya peningkatan signifikan akan kasus RSV yang biasanya menginfeksi anak-anak di musim gugur.

Melansir PBS News, Rabu (2/11/2022), Kondisi ini dianggap darurat oleh para dokter karena ada kemungkinan satu orang anak bisa mengidap RSV, flu, dan COVID-19 sekaligus.

Apa itu RSV? 

Respiratory Syncytial Virus (RSV) adalah virus musiman yang biasanya menyerang pernapasan anak-anak maupun bayi.

Biasanya, gejala yang ditimbulkan adalah seperti pilek ringan, batuk dan demam. Hampir semua anak-anak AS terkena infeksi RSV pada usia 2 tahun.

Orang yang terinfeksi, biasanya akan sakit selama kurang lebih 3 hingga 8 hari. Jika terjadi pada bayi, masa sakitnya akan terjadi kurang lebih selama 4 minggu. Menurut informasi, belum ada vaksin untuk menangkal RSV.

Semua orang bisa terkena RSV, tetapi yang mendapat dampak paling parah biasanya bayi, lansia, dan orang dengan penyakit pernapasan.

Hal ini karena, kondisi kekebalan tubuh mereka yang lemah, maka penularan RSV akan bisa menjadi lebih buruk jika dibandingkan dengan orang dewasa biasa.

Nyatanya rata-rata anak-anak di AS dengan umur di bawah 5 tahun, bisa dirawat inap. Dalam setahun ada 58 ribu kasus dan yang mengakibatkan 500 kematian. Sementara bagi orang yang tua atau lansia di atas 65 tahun, rata-rata ada 177 ribu pasien dengan 14 ribu kematian per tahunnya. 

Bagi bayi, kesulitan bernapas dapat mengganggu makan. Karenanya biasa hal ini akan membuat para dokter mulai khawatir. Jika bayi tidak memiliki asupan, maka kondisi tubuhnya juga akan semakin menurun. 

“Mereka bernapas cepat, bernapas dalam-dalam. Kami melihat mereka menggunakan otot di dada untuk membantu mereka bernapas,” kata Dr. Melanie Kitagawa dari Rumah Sakit Anak Texas di Houston yang merawat 40 pasien RSV.

Menurut para dokter, virus ini bisa melonjak karena mungkin beberapa tahun kemarin sempat dilakukan lockdown dan anak-anak juga tidak memiliki imun yang kebal, sehingga mereka bisa lebih rentan jika tertular virus RSV ini. 

Pejabat kesehatan AS telah mencatat kenaikan kasus bulan ini. Ada 7.000 kasus positif RSV, menurut CDC jumlah itu sudah melebihi angka kasus tahun-tahun sebelumnya. 

Pengobatan RSV 

Saat ini belum ada pengobatan yang spesifik khusus untuk pasien RSV. Namun, jika terlalu parah dokter akan meresepkan obat pil atau tablet dan inhaler untuk membuat pernapasan lebih mudah.

Dalam kasus yang serius, pasien di rumah sakit mungkin mendapatkan oksigen, tabung pernafasan, atau ventilator.

Untuk pencegahannya sendiri, para dokter menyarankan anak dan lansia untuk sering-sering mencuci tangan dan tetap di rumah ketika sakit.

Selama musim RSV ini, mungkin dokter akan meresepkan suntik antibodi untuk para bayi terutama dengan kondisi prematur.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait