URguide

Mitos 5 Kata Larangan yang Dipercaya 'Mengundang' Hantu

Anisa Kurniasih, Kamis, 2 Juli 2020 19.30 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mitos 5 Kata Larangan yang Dipercaya 'Mengundang' Hantu
Image: Ilustrasi rumah hantu. (Pixabay)

Jakarta - Selain menjaga sikap, menjaga ucapan menjadi hal yang penting saat kita berkunjung ke sebuah tempat, apalagi tempat yang dianggap 'angker'. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang mengaitkan hal-hal mistis dengan tindakan yang kita lakukan.

Percaya nggak percaya ya, guys! Bahkan ada sejumlah tempat yang melarang pengunjungnya untuk mengucapkan kata-kata tertentu untuk menghindari bahaya atau 'ancaman' dari makhluk tak kasat mata yang dipercaya jadi penunggu tempat tersebut.

Nah, uniknya kata-kata itu tak selalu aneh atau jarang didengar. Melainkan kata atau ucapan yang mungkin sering kita katakan saat menjalani kehidupan sehari-hari namun justru dipercaya akan membawa petaka. Apa saja ya kata-kata tersebut? Berikut ulasan Urbanasia yang dilansir dari berbagai sumber.

1. Lada (Goa Jepang dan Goa Belanda)

1593685820-goa-Jepang.jpgSumber: www.flickr.com/papuabox

Salah satu larangan yang cukup populer ketika berkunjung ke Goa Jepang dan Goa Belanda adalah pantangan mengucap kata 'lada'. Para pengunjung harus sangat berhati-hati dalam berbicara saat ke tempat ini termasuk tidak menyebut kata 'lada'.

Menurut mitos masyarakat setempat, kata tersebut berkaitan dengan nama seorang tokoh masyarakat yang begitu dihormati, yaitu Eyang Lada Wisesa. Nah, jika seseorang nekat mengucapkan kata 'lada', konon akan mengalami kejadian-kejadian mistis loh, guys.

Ada yang bisa tiba-tiba jatuh, merasakan hawa yang membuat bulu kuduk merinding, sampai yang paling parah bisa kerasukan.

2. Kepiting dan Oyot (Gunung Krakatau)

krakatau.jpegSumber: Gunung Anak Krakatau (Instagram/lampungdong)

Warga sekitar percaya jika ada yang menyebut 'kepiting' saat berada di daerah tersebut maka akan mendapatkan kemalangan. Uniknya, warga sekitar mengganti nama kepiting dengan sebutan kerbau.

Lalu, masih di tempat yang sama, jika menemukan rumput liar yang disebut dengan 'oyot', maka kita tidak boleh menyebutkan namanya, tetapi diganti dengan kesara, yaitu tali kekang untuk kerbau. Apabila hal-hal tersebut dilanggar, maka ada saja kemalangan yang akan terjadi, seperti sakit perut hingga kehilangan perahu dan yang lainnya.

3. Kucing (Desa Cipancar Sumedang)

1593686537-ILustrasi-Desa.jpgSumber: Pixabay/ Jörg Peter

Tidak bolehnya masyarakat menyebut nama 'ucing/kucing', karenanya adanya larangan dari karuhun/ leluhur yang dulunya ia mempunyai nama belakang 'ucing'. Apabila ada seseorang yang tidak menuruti perintah karuhun itu maka dipercaya akan terjadi peristiwa, maka oleh masyarakat setempat nama kucing itu diganti dengan 'Enyeng'.

Pasalnya, oleh masyarakat Cipancar kucing diperlakukan sebagai binatang yang sangat disakralkan loh. Ini terbukti dengan adanya upacara pemandian kucing, yang dilakukan oleh masyarakat setempat, khususnya apabila terjadi musim kemarau berkepanjangan di desa tersebut.

Bahkan, Si Kucing di arak dengan memakai kurung, kemudian oleh masyarakat setempat kucing itu disirami. Tetapi upacara ini sekarang sudah tidak dilakukan lagi. 

Upacara ini hanya berlangsung sampai generasi ke-14 dan untuk generasi yang sekarang upacara tersebut tidak dilakukan lagi. Mereka nampaknya lebih mendekatkan pada masalah keagamaan, yakni dengan melakukan sholat istisqo.

4. Gugur Bunga (Kampus UGM)

1590897663-12803--730x420px.jpgSumber: Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (Sumber : Humas UGM)

Universitas Gadjah Mada merupakan salah satu kampus tertua di Indonesia.  Sebagai kawasan yang tergolong ‘rimbun’, tak salah memang kalau kawasan ini terkenal cukup angker ya, guys. 

Sebuah jalan melingkar dengan beringin besar dan pepohonan di sekitarnya bikin suasana di tempat itu makin bikin merinding. Ranting dan dedaunan yang seakan memayungi jalan seringkali bikin bulu kuduk meremang. Banyak orang yang mengalami kejadian ganjil di tempat ini. Termasuk adanya mitos nyanyian 'Gugur Bunga' di tempat ini.

Gugur bunga adalah lagu atau hymne penghormatan untuk para pahlawan yang telah meninggal. Konon, jika kamu menyanyikan lagu Gugur Bunga di tempat ini saat malam hari, kamu akan didatangi hantu penunggu Bundaran Teknik.

Ia akan menampakkan diri padamu dengan wujud yang menyeramkan. Kedatangannya akan terasa dengan bau harum. Nah, jika aromanya dekat berarti hantu itu masih agak jauh.

Jika aromanya perlahan menghilang, tandanya ia justru sudah ada di belakangmu! Atau membonceng di motormu tanpa kamu sadari!  Hih.. seerem!

5. Nama Hewan  (Gunung Hibata Gorontalo)

ilustrasi-film-horor-pixabay.jpgSumber: Ilustrasi horor (Pixabay)

Puncak Gunung Hibata, yang berlokasi di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, menjadi salah satu tujuan berwisata. 

Namun, ternyata ada pantangan nih bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam di sana. Pantangan itu adalah tak bisa menyebut nama-nama hewan tertentu saat berada di sekitar atau puncak Gunung Hibata.

Di sekitar Gunung Hibata, pengunjung tak bisa menyebut nama sapi, anjing, kucing dan kambing. Nah, jika itu dilanggar maka langit yang cerah akan berubah menjadi gelap yang disusul hujan dan angin kencang.

Hal ini membuat kita semua harus tetap berhati-hati saat di manapun, urbanreaders. Meski belum tentu benar, namun ada baiknya jika kita tetap menjaga tata krama saat pergi ke suatu tempat.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait