URstyle

Sejarah Jam Gadang yang Merupakan Hadiah dari Ratu Belanda

Hanisa Sutoyo, Selasa, 21 Juni 2022 18.52 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sejarah Jam Gadang yang Merupakan Hadiah dari Ratu Belanda
Image: Jam Gadang (Foto: Pemerintah Kota Bukttinggi Provinsi Sumatera Barat)

Bukittinggi – Jam Gadang merupakan ikon dari Kota Bukittinggi kerap dijadikan tempat berwisata bagi masyarakat setempat atau luar daerah.

Gadang sendiri diambil dari bahasa daerah Minangkabau yang berarti ‘besar’. Menara raksasa yang terletak di pusat kota ini memiliki empat sisi yang dilengkapi  jam berukuran besar. 

Dikutip dari situs Pemerintah Kota Bukittinggi, bagian dalam menara setinggi 26 meter ini terdiri dari beberapa tingkat, dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan bandul. 

Namun, bandul tersebut sempat patah nih, Urbanreaders. Hal ini terjadi akibat dari gempa di tahun 2007, sehingga harus diganti.

Yang menjadi semakin spesial, mesin yang digunakan untuk menghidupkan jam ini hanya dibuat dua unit di dunia loh, yakni untuk Jam Gadang dan Big Ben di London, Inggris.

Jam Gadang selesai dibangun pada tahun 1926 sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekretaris Kota Bukittinggi pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

Selama proses pembangunannya, menara ini dibangun tanpa menggunakan mesin penyangga dan adukan semen loh, Urbanreaders. Melainkan hanya dengan campuran kapur, putih telur, dan pasir putih. Wah, keren banget ya!

Setelah diresmikan, menara jam ini semakin menjadi pusat perhatian orang. Hal inilah yang mengakibatkan Jam Gadang kemudian dijadikan sebagai titik nol Kota Bukittinggi.

Jam Gadang memiliki denah dasar seluas 13 x 4 meter dan dikelilingi sejumlah taman. Jika kesini, kamu bisa bersantai dan berfoto dengan latar menara tinggi. 

Di sekitar taman juga terdapat berbagai jenis makanan dan minuman khas Bukittinggi yang bisa kamu cicipi, misalnya nasi kapau. 

Nasi ini memiliki satu jenis hidangan khas yang wajib kamu coba, yakni Gulai Tambunsu. Menu ini merupakan jenis hidangan gulai dimana telur dan tahu diolah dan dibungkus dalam usus sapi. Terdengar menarik bukan?

Harga seporsi Nasi Kapau dipatok antara Rp 25.000 hingga Rp 35.000, tergantung dari lauk yang dipilih sebagai teman nasi dan Gulai Tambunsu.

Selain itu, jika kamu berkunjung kesini, jangan lupa untuk mampir ke Taman Monumen Proklamator Bung Hatta ya.

Taman ini letaknya tidak jauh kok dari Jam Gadang. Di sini kamu bisa menikmati suasana yang lebih sepi dan sedikit menjauh dari keramaian. 

Didalamnya terdapat Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta yang bisa kamu kunjungi untuk menambah wawasan akan sejarah perjuangan bangsa.

Nah, buat kamu yang mau kesini, jangan khawatir soal harga tiket masuk ya. Sebab, kamu bisa menikmati suasana di sekitar Jam Gadang secara gratis.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait