Dibully karena Warna Kulit, Momo Moriska: Dulu Aku Sampai Suntik Putih

Jakarta - Sukses berkarier di dunia modeling tak membuat Momo Moriska lepas dari perundungan. 

Perempuan 24 tahun ini bercerita pernah menjadi korban body shaming karena warna kulitnya yang eksotis. 

Momo mengaku hal itu sempat membuat dirinya merasa insecure dan tidak percaya diri. Dia pun melakukan berbagai cara untuk mengubah warna kulitnya menjadi lebih cerah. 

"Dulu waktu masih sekolah, aku sering banget dibuli gara-gara warna kulit dan itu bikin aku nggak pede. Aku bahkan sampai pernah suntik putih waktu zaman SMP," cerita Momo di acara launching Beautydoozy by Urbanasia di Indo Beauty Expo 2021, Kemayoran, Jumat (26/11/2021). 

Seiring berjalannya waktu, Momo berusaha berdamai dengan diri sendiri. Ibu satu anak ini mencoba bangkit dan mulai menerima dirinya apa adanya. 

“Aku mulai menerima diri sendiri dengan kulit seperti ini sekitar sepuluh tahun lalu. Butuh proses yang panjang memang.  Kalau dulu, i’ll try my best untuk membuat kulit lebih cerah tapi tidak bisa. Mau usaha seperti apapun, warna kulit bakal balik lagi kayak aslinya. Jadi aku berusaha menerima dan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang membuat diriku unik,” kata Momo. 

Sadar banyak perempuan yang mengalami masalah yang sama dengannya, ibu satu anak ini pun membagikan beberapa tips untuk bangkit dari rasa tidak percaya diri. 

Menurutnya, cara paling ampuh menghilangkan insecurity adalah dengan menerima kekurangan dan kelebihan diri sendiri. 

“Self-acceptance (penerimaan diri) itu sih kuncinya, ketika kita nyaman dengan diri sendiri, kita akan lebih pede. Love you’re self more. Caranya macam-macam, kalau aku selalu ngomong di depan kaca, ‘Thanks for life’ atak ’i like my skin’ dan itu membantu menciptakan energi positif dari dalam diri kita” kata Momo. 

Seperti diketahui, Indo Beauty Expo 2021 menghadirkan produk dan perlengkapan kosmetik, kecantikan, kesehatan, herbal, dan jamu modern serta teknologi resmi dibuka Rabu (24/11/2021) di JIExpo Kemayoran, Jakarta. 

Pameran yang digelar secara offline ini diikuti oleh 92 perusahaan dan 30 perusahaan diantaranya adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).