URnews

Risma Marahi Pegawai PKH soal Data Bansos, Gubernur Gorontalo Tersinggung

Itha Prabandhani, Sabtu, 2 Oktober 2021 18.25 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Risma Marahi Pegawai PKH soal Data Bansos, Gubernur Gorontalo Tersinggung
Image: Menteri Sosial Tri Rismaharini Marahi Pegawai PKH soal Data Bansos (@numadayana/Twitter)

Gorontalo - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini acapkali terlihat meluapkan emosinya saat blusukan ke daerah. Tak terkecuali saat menggelar rapat bersama pejabat Provinsi Gorontalo, terkait distribusi bantuan sosial (bansos).

Dalam sebuah video yang diunggah akun Twitter @numadayana, mantan Walikota Surabaya tersebut terlihat berang lantaran disebut mencoret data penerima bansos. 

Di sela-sela kunjungan kerjanya ke Provinsi Gorontalo, pada Kamis (30/9/2021), Risma menggelar rapat evaluasi penyaluran bansos yang terhambat.

Dilaporkan, distribusi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau disebut juga bansos sembako, sempat terhambat karena kondisi alam. Karenanya, Mensos memutuskan untuk mendistribusikannya secara tunai pada periode Oktober-November. Bagi penerima yang belum menerima bantuan sejak Juli lalu, akan mendapat bantuan tunai lima bulan sekaligus. 

Namun, rupanya hal itu dipahami berbeda oleh beberapa pihak yang merasa bahwa dirinya telah dicoret dari data penerima bansos. Risma pun menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mencoret data penerima bansos dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). 

"Jadi bukan kita coret ya! Tak tembak kamu ya, tak tembak kamu!" kata Risma sambil mengacungkan sebuah spidol pada seorang pendamping bansos Program Keluarga Harapan (PKH) wilayah Gorontalo. Risma juga terlihat mendorong pendamping tersebut menggunakan spidol di tangannya.

Dalam video tersebut, awalnya hadirin tertawa dengan respons Risma yang dikira bercanda. Namun, setelah mengetahui bahwa Risma benar-benar marah, semua yang hadir dalam ruangan tersebut terdiam. 

Lebih lanjut, Risma menegaskan bahwa pihaknya tak pernah mencoret data penerima bansos dan justru memperbarui dan menambah data tersebut secara berkala. 

"Data-data itu yang sering kamu fitnah! Itu saya yang kena. DTKS dicoret, saya tidak pernah nyoret, semua daerah kita tambah, ngapain aku nyoret?" tandas Risma. 

Terkait peristiwa tersebut, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengaku merasa tersinggung dengan aksi Mensos Risma terhadap warganya. 

Menurut Rusli, sikap Mensos Risma tidak patut dilakukan dan membuat contoh yang buruk kepada masyarakat.

“Saya saat melihat video itu sangat prihatin. Saya tidak memprediksi seorang ibu menteri, sosial lagi, memperlakukan (warga) seperti itu. Contoh yang tidak baik,” ucap Rusli, Jumat (1/10/2021). 

Rusli juga menceritakan bahwa pendamping PKH tersebut menjelaskan tentang warganya yang terdata tapi tidak menerima bansos lagi, sehingga muncul dugaan bahwa datanya telah dicoret. Hal inilah yang memancing emosi Risma. 

“Pendamping PKH itu menyampaikan kepada ibu menteri ada nama nama ini saldonya kosong karena informasinya sudah dicoret. Itu yang bikin naik darahnya,” jelas Rusli. 

“Boleh lah emosi tapi jangan kelakuan seperti itu dong. Itu pegawai saya meskipun dia pegawai rendahan tapi manusia juga. Saya alumni STKS, tahun 80-an sudah kenal menteri Nani Soedarsono, para Dirjen tapi tidak ada yang sikapnya begitu. Saya tersinggung, saya enggak terima,” lanjutnya. 

Sehubungan dengan peristiwa ini, secara khusus, Gubernur Rusli meminta agar Presiden Jokowi mengevaluasi sikap Risma yang sering terlihat emosional. 

“Tolonglah, mumpung Pak Presiden juga bisa lihat di Youtube, di mana mana karena sudah ribut. Memperingati stafnya karena seperti itu,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait