URstyle

Lifepack Ungkap Layanan Kesehatan Digital Meningkat di tengah Pandemi

Anisa Kurniasih, Selasa, 2 Maret 2021 18.55 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Lifepack Ungkap Layanan Kesehatan Digital Meningkat di tengah Pandemi
Image: Ilustrasi layanan farmasi online (Lifepack)

Jakarta – Tahukah kalian jika industri farmasi online serta layanan kesehatan di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat pesat di tengah pandemi?

Hal tersebut dikarenakan berbagai perubahan terlihat terutama dari sisi layanan yang saat ini mengadopsi ke layanan digital.

Fakta ini dibahas dalam sebuah diskusi bertajuk, ‘Proyeksi Industri Farmasi & Layanan Kesehatan Digital di Indonesia’.

Diskusi tersebut dihadirkan apotek online, Lifepack dan Jovee untuk melihat arah perkembangan serta menjawab berbagai permasalahan yang masih muncul terkait layanan kesehatan di Indonesia khususnya dalam perkembangannya di tahun 2021.

Natali Ardianto, CEO Lifepack & Jovee menilai, industri farmasi dan layanan kesehatan digital di Indonesia tumbuh dengan baik, namun masih banyak masalah yang perlu diselesaikan.

“Industri farmasi di Indonesia merupakan salah satu industri dengan pertumbuhan yang sangat cepat di ASEAN, begitupun dengan layanan kesehatan digital. Dari laporan yang dikeluarkan oleh MTPconnect & Asialink Business, pendapatan dari layanan kesehatan digital di Indonesia pada tahun 2022 diprediksi mencapai 973 juta dollar,” ujar Natali dalam keterangan resminya, Selasa (2/3/2021).

Natali menambahkan, prediksi pertumbuhan ini harus diimbangi dengan produk dan inovasi yang tepat sesuai kebutuhan masyarakat meskipun masih terdapat beberapa masalah yang dihadapi.

Masalah tersebut di antaranya belum meratanya infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, lalu fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan apotek masih terkonsentrasi di pulau Jawa, dan ketiga jaminan kelengkapan serta keaslian obat.

“Karena menurut World Health Organization (WHO), peredaran obat palsu di Indonesia masih sangat tinggi mencapai 25 persen. Inilah saatnya inovasi layanan kesehatan digital dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang ada,” ungkapnya.

Seperti diketahui, industri kesehatan di Indonesia masih menyimpan banyak masalah, yang paling utama adalah akses layanan kesehatan itu sendiri, dari mulai ketersediaan rumah sakit dan apotek.

1614686035-lifepack-1.jpegSumber: Ilustrasi layanan farmasi online (Lifepack)

Menurut data Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan per Februari 2021, jumlah rumah sakit di seluruh Indonesia sebanyak 2.925.

Nah, di pulau Jawa sendiri memiliki 1.244 rumah sakit, atau sekitar 45,9% dari seluruh rumah sakit yang ada di Indonesia. Bahkan provinsi Kalimantan Utara menjadi Provinsi dengan jumlah rumah sakit terendah hanya memiliki 11 rumah sakit.

Tidak hanya belum meratanya layanan kesehatan seperti rumah sakit, apotek juga masih didominasi di pulau Jawa.

Berdasarkan data rekapitulasi Apotek Indonesia dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah apotek yang tersedia pada tahun 2018 adalah sebanyak 24.874 unit, dengan Jawa Barat sebagai daerah yang memiliki jumlah apotek terbanyak yaitu 4.298.

“Dengan masih terkonsentrasinya akses layanan kesehatan seperti rumah sakit dan juga apotek di pulau Jawa, apotek online Lifepack hadir sebagai platform kesehatan yang memiliki layanan terbaik dalam memenuhi kebutuhan obat masyarakat Indonesia,” imbuh Natali.

Lifepack hadir sebagai apotek online yang paling lengkap, serta untuk menjangkau seluruh masyarakat Indonesia dengan memberikan gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia.

“Salah satu komitmen kami adalah dapat memberikan kemudahan akses layanan kesehatan serta menjangkau seluruh masyarakat Indonesia.” ujar Natali.

Lifepack adalah apotek online pertama di Indonesia dengan spesialisasi penyakit kronis. Sebagai penyedia layanan obat terlengkap dan terpercaya, Lifepack mengirimkan obat asli dengan harga lebih murah.

Lifepack memiliki berbagai layanan kesehatan di antaranya pemesanan obat, konsultasi dokter umum secara gratis, konsultasi dokter spesialis dengan harga terjangkau, dan kotak obat spesial (blister) khusus untuk penderita penyakit kronis.

Natali menambahkan, tidak hanya peningkatan penggunaan layanan apotek online, namun pandemi juga memberikan peningkatan konsumsi vitamin dan suplemen di masyarakat.

“Brand kami yaitu Jovee, aplikasi rekomendasi vitamin dan suplemen sejak bulan Maret 2020 terus mengalami peningkatan transaksi lebih dari 50% month to month. Adapun vitamin yang paling banyak dicari oleh masyarakat adalah vitamin C, kata dia.

Namun masyarakat Indonesia sendiri dalam pemilihan vitamin mempunyai karakteristik tersendiri, ada yang fokus terhadap brand namun ada juga yang menyukai herbal.

Melihat karakteristik tersebut, penggunaan aplikasi Jovee dapat membantu masyarakat yang belum tahu kebutuhan vitamin yang tepat bagi tubuh.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait